assalamualaikum dan salam sejahtera.
mudah-mudahan di laman yang tak seindahnya ini dapat memberi munafaat miski secebis cuma. inshaallah.

Friday, December 31, 2010

SELAMAT TAHUN BARU

Pergi ke Aquaria melihat ikan,
Untuk si kecil sebagai pengenalan;
Selamat tahun baru saya ucapkan
Kepada ssemua rakan dan taulan.

Ke mekah membeli air zamzam,
Disepanjang haji dikerjakan;
Jangan sekadar membuat azam,
Di hujung tahun ia dilupakan.

Kekalkan hidup dalam harmoni,
Selangkah seiring saling berpegangan;
Siapkan fisikal, mental dan rohani,
Demi mengharungi kancah kemajuan.

Berderap-derap lantai dipijak,
Lantai diperbuat dari papan;
Selangkah lagi usia beranjak,
Moga seiring dengan kematangan.

Tuesday, December 28, 2010

INDAHNYA ALQUR'AN

Assalamualaikum dan salam sejahtera para pembacabudiman.

Di sini saya ingin berkongsi satu artikal yang mungkin ada diantara kita telah membacanya. Apa pun saya merasakan banyak infor di dalam artikal tersebut yang boleh menambah ilmu saya yang cetek ini. Jadi, saya terpanggil untuk paparkan dib log ini.

Ingat, saya tidak begitu teruja akan kesahihan kesah cerita dalam artikal ini, tapi saya lebih teruja untuk berkongsi infor di dalamnya. Mudah-mudahan setelah mendapat sedikit lagi ilmu, akan lebih mendekatkan diri saya dengan Alqur’an dan terjemahannya, Inshaallah.


"Bismillahirrahmanir rahim.

Artikel ni agak panjang, tapi banyak pengetahuan dan manfaat untuk kita,
insya Allah...

*
Bila Paderi Terpaksa Buka Rahsia *

Ada seorang pemuda Arab yang baru saja menyelesaikan bangku kuliahnya di
Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah
berupa pendidikan agama Islam bahkan dia mampu mendalaminya. Selain
belajar, dia juga seorang jurudakwah Islam. Ketika berada di Amerika, dia
berkenalan dengan salah seorang Nasrani. Hubungan mereka semakin akrab,
dengan harapan semoga Allah s.w.t. memberinya hidayah masuk Islam.


Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di
Amerika dan melintas dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut.
Temannya itu meminta agar dia turut masuk ke dalam gereja. Mula mula dia
keberatan, namun kerana desakan akhirnya pemuda itu pun memenuhi
permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu
bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka.

Ketika paderi masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan
lantas kembali duduk. Di saat itu, si paderi agak terbeliak ketika melihat
kepada para hadirin dan berkata, 'Di tengah kita ada seorang Muslim. Aku
harap dia keluar dari sini.' Pemuda Arab itu tidak bergerak dari tempatnya.
Paderi tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun dia tetap
tidak bergerak dari tempatnya. Hingga akhirnya paderi itu berkata, 'Aku
minta dia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya. ' Barulah pemuda
ini beranjak keluar.

Di ambang pintu, pemuda bertanya kepada sang paderi, 'Bagaimana anda tahu
bahawa saya seorang Muslim?'Paderi itu menjawab, 'Dari tanda yang terdapat
di wajahmu.'

Kemudian dia beranjak hendak keluar. Namun, paderi ingin memanfaatkan
kehadiran pemuda ini dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk
memalukan pemuda tersebut dan sekaligus mengukuhkan agamanya. Pemuda Muslim
itupun menerima tentangan debat tersebut.

Paderi berkata, 'Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda
harus menjawabnya dengan tepat. ' Si pemuda tersenyum dan berkata,
'Silakan!'

Sang paderi pun mulai bertanya, 'Sebutkan satu yang tiada duanya, dua yang
tiada tiganya, tiga yang tiada empatnya, empat yang tiada limanya, lima
yang tiada enamnya, enam yang tiada tujuhnya, tujuh yang tiada delapannya,
delapan yang tiada sembilannya, sembilan yang tiada sepuluhnya, sesuatu
yang tidak lebih dari sepuluh, sebelas yang tiada dua belasnya, dua belas
yang tiada tiga belasnya, tiga belas yang tiada empat belasnya.'

'Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh! Apa yang
dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya? Siapakah yang berdusta
namun masuk ke dalam surga? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun
Dia tidak menyukainya? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa
ayah dan ibu!'

'Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diazab dengan api dan
siapakah yang terpelihara dari api? Siapakah yang tercipta dari batu,
siapakah yang diazab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu?'

'Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar! Pohon apakah
yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun
mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?'

Mendengar pertanyaan tersebut, pemuda itu tersenyum dengan keyakinan kepada
Allah.
*
Setelah membaca 'Bismillah.. .' dia berkata,*
*
-Satu yang tiada duanya ialah Allah s.w.t..*
*
-Dua yang tiada tiganya ialah Malam dan Siang. Allah s.w.t. berfirman, 'Dan
Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami).'* *
(Al-Isra': 12). *
*
-Tiga yang tiada empatnya adalah kesilapan yang dilakukan Nabi Musa ketika
Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika
menegakkan kembali dinding yang hampir roboh. *
*
-Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur'an. *
*
- Lima yang tiada enamnya ialah Solat lima waktu.*
*
-Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah Hari ketika Allah s.w.t. menciptakan
makhluk. *
*
-Tujuh yang tiada delapannya ialah Langit yang tujuh lapis. Allah s.w.t.
berfirman, 'Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu
sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang
tidak seimbang.' (Al-Mulk: 3). *
*
-Delapan yang tiada sembilannya ialah Malaikat pemikul Arsy ar-Rahman.
Allah s.w.t. berfirman, 'Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru
langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Rabbmu di
atas (kepala) mereka.' (Al-Haqah: 17). *
*
-Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu'jizat yang diberikan kepada Nabi
Musa yaitu: tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik,
katak, darah, kutu dan belalang.**
*
-Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah Kebaikan. Allah s.w.t.
berfirman, 'Barang siapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali
lipat.' (Al-An'am: 160).*
*
-Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah Saudara-Saudara Nabi Yusuf .*
*
-Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah Mu'jizat Nabi Musa yang terdapat
dalam firman Allah, 'Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya,
lalu Kami berfirman, 'Pukullah batu itu dengan tongkatmu.' Lalu memancarlah
daripadanya dua belas mata air.' (Al-Baqarah: 60). *
*
-Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah Saudara Nabi Yusuf
ditambah dengan ayah dan ibunya.*
*
-Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Subuh.
Allah s.w.t. berfirman, 'Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai
menyingsing. ' (At-Takwir: 18). *
*
-Kuburan yang membawa isinya adalah Ikan yang menelan Nabi Yunus AS.*
*
-Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara
Nabi Yusuf, yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya, 'Wahai ayah kami,
sesungguhnya kami pergi berlumba-lumba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat
barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala.' Setelah kedustaan
terungkap, Yusuf berkata kepada mereka, 'Tak ada cercaan terhadap kamu
semua.' Dan ayah mereka Ya'qub berkata, 'Aku akan memohonkan ampun bagimu
kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.' (Yusuf:98) *
*
-Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara Keldai.
Allah s.w.t. berfirman, 'Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara
keldai.' (Luqman: 19). *
*
-Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapa dan ibu adalah Nabi Adam,
Malaikat, Unta Nabi Shalih dan Kambing Nabi Ibrahim. *
*
-Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diazab dengan api
ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah
s.w.t. berfirman, 'Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim.'
(Al-Anbiya': 69). *
*
-Makhluk yang terbuat dari batu adalah Unta Nabi Shalih, yang diazab dengan
batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ashabul
Kahfi (penghuni gua).*
*
-Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah Tipu Daya
Wanita, sebagaimana firman Allah s.w.t. 'Sesungguhnya tipu daya kaum wanita
itu sangatlah besar.' (Yusuf: 28).*
*
-Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun,
setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran
matahari maknanya: Pohon adalah Tahun, Ranting adalah Bulan, Daun adalah
Hari dan Buahnya adalah Solat yang lima waktu, Tiga dikerjakan di malam * *
hari dan Dua di siang hari.*
*
Paderi dan para hadirin merasa takjub mendengar jawapan pemuda Muslim
tersebut. Kemudian dia pun mula hendak pergi. Namun dia mengurungkan
niatnya dan meminta kepada paderi agar menjawab satu pertanyaan saja.
Permintaan ini disetujui oleh paderi. *
*
Pemuda ini berkata, 'Apakah kunci surga itu?'*
*
Mendengar pertanyaan itu lidah paderi menjadi kelu, hatinya diselimuti
keraguan dan rupa wajahnya pun berubah. Dia berusaha menyembunyikan
kekuatirannya, namun tidak berhasil. Orang-orang yang hadir di gereja itu
terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun dia cuba
mengelak. *
*
Mereka berkata, 'Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan
semuanya dia jawab, sementara dia hanya memberi cuma satu pertanyaan namun
anda tidak mampu menjawabnya! '*
*
Paderi tersebut berkata, 'Sesungguh aku tahu jawapannya, namun aku takut
kalian marah.' *
*
Mereka menjawab, 'Kami akan jamin keselamatan anda. '*
*
Paderi pun berkata, 'Jawapannya ialah: Asyhadu An La Ilaha Illallah , Wa
Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah. '*
*
Lantas paderi dan orang-orang yang hadir di gereja itu terus memeluk agama
Islam. Sungguh Allah telah menganugerahkan kebaikan dan menjaga mereka
dengan Islam melalui tangan seorang pemuda Muslim yang bertakwa *.**

NOTA:

Ini adalah artikel sulung dari qasha dan merupakan sebuah artikel yang
cukup bagus. Ia dapat menyedarkan kita agar membaca dan memahami isi
kandungan Al-Qur'an bagi membolehkan kita menangkis tohmahan dan menjawab
pertanyaan orang-orang kafir.

Saya pernah membaca dari satu buku bahawa sebenarnya paderi Kristian tahu
bahawa Kunci Syurga itu adalah Dua Kalimah Syahadah. Saya pasti ahli kitab Kristian tahu bahawa Kunci Syurga adalah
Dua Kalimah Syahadah. Cuma, mereka tidak mahu mengaku (kebenaran Islam)
kerana bimbang akan kehilangan pangkat dan kedudukan duniawi..

Wallahua'lam

semana kaya atau besar...tetap Allahuakbar! !!! ittaqullah!! !!!


Sumber: email dari adik saya.

Sunday, December 26, 2010

SELAMAT PENGANTIN BARU

aku baru saja pulang dari kenduri walimatu urus seorang kawan lama.
 
aku yang tak tahu kesah, mulanya terkejut juga bila terima undangan dari mulut dia sendiri.  nampak sangat aku seperti katak bawah tempurung.  langsung hilang punca berita sensasi mahu pun tak dari dunia Brickfields.
 
Brickfields boleh dikatakan sebuah perkampungan untuk kebanyakan OKU pengelihatan.  kat situlah terdapat MAB dan SBM iaitu persatuan dan pertubuhan bagi kami OKU pengelihatan sepertiku.  tapi dek kerana aku dah berkeluarga, so aku mengambil keputusan untuk merantau jauh dari perkampungan itu.  kalau ada satu-satu progam yang ingin aku sertai, barulah aku menampakkan diri kat daerah tu.
 
Apa pun, aku mengambil kesempatan ini untuk mengucapkan selamat pengantin baru buat Maznan dan pasangannya.
 
jadikanlah penyebab kegagalan lalu sebagai garis panduan dalam mengharungi cabaran mendatang.
 
perkatakanlah apa yang diinginkan dan tidak dikehendaki dalam hidup berumahtangga, diawal perkahwinan danbukannya dipertengahan atau sesudah berlaku sesuatu yang tidak digemari.
 
sebagai kawan lama, saya turut gembira dan berdoa akan kebahgian kalian.  mudah-mudahan bahtera kali ini selamat menuju ke pelabuhan, Inshaallah.
 
sebagai hamba kerdil, kita disuruh beruasaha ke arah hidup yang sepurna, dan kemudian berdoa serta tawakkal kepadaNYA.

Friday, December 24, 2010

SAUDARAKU

Entah kenapa sejak kembali dari daerah kelahiranku, jiwaku dilanda resah. Hatiku menjadi sayu bila mengenangkan ikatan yang kian longkar antara kami. Demi menennagkan jiwaku, di malam yang penuh kedinginan, aku tarikan jejariku di atas keyboard untuk meluahkan isi hatiku.

Saudaraku, andai kalian terbaca coretan ini, dapatlah kiranya kalian salami bait-bait coretanku, lantas cuba mengukuhkan kembali.

Saudaraku, semakin jauh kita meniti usia, semakin renggang ikatan kita..

Mengapa itu terjadi? Aku sendiri buntu..

Aku benar-benar keliru saudaraku.. sepengetahuanku, tiada pernah ada selisih pendapat antara kita.. jauh sekali persengketaan mau pun bertikam lidah..

Saudaraku, mungkinkah ikatan ini longgar dek kerana masa dan jarak yang begitu jauh memisahkan kita?

Entahlah, aku sendiri takmengerti.. apakah dalam alaf yang serba moden dan canggih, itu masih relevan untuk dijadikan alas an?

Saudaraku, cuba kau sesekali pejamkan matamu dalam sedar, lantas memaksa mindamu putarkan masa lampau, pasti kala itu disuatu sudut, kau terpandang dua insan dewasa memayungi tubuh-tubuh kecil kita dari hujan dan panas mentari. Menjadi hakim saat kita berebutan sesuatu. Menjadi penenang kala kau, aku dan mereka takut akan hujan rebut beserta petir sambar menyambar. Dan dalam suasana yang tenang, anak-anak itu bermain bersama, share makanan bersama, jua Bantu membantu bila dalam kepayahan.

Apakah video itu telah hilang dari memorimu? Atau sengaja kau delet agar tiada kerinduan terhadap saudaramu?

Saudaraku, aku tahu, dalam usia sebegini, tak mungkin keseronokkan silam dapat dikembalikan, namun tali kemesraan kan masih boleh terjalin berlandas keakraban lalu.

Aku terlalu rindu akan suasana bual bersulam kemesraan, gurau senda berhias gelak tawa dan tangan yang saling bergandingan.

Tolong, jangan lenyapkan suasana itu dari kita. Usah masa dan komitmen hidup dijadikan alasan.

Saudaraku, bersamalah kita mengannyam tali temali kemesraan berpaksi kasih sayang agar terus kukuh demi membahagiakan dua insan yang sama-sama kita cintai.

Wednesday, December 22, 2010

BUATMU IBU

Ibu, gembira hatiku melihat kau kini sudah mampu tersenyum lagi. Lapang dadaku mendengar tawa ikhlas darimu. Hangat tubuhku, bila menerima sentuhan erat dari tanganmu yang kian bertenaga kembali.

Ibu, betapa bahagianya aku, kerana pulangku kali ini dapat menjamah kembali masakanmu. Biar hidangannya tidak beranika, namun aku terlalu bahagia bu, kerana air tanganmu tetap ku rindui.

Ibu, usah dipersoalkan akan sumbanganku anakmu bu, kerana sesungguhnya jasamu takternilai dek intan menggunung,Kasihmu tiada tolok bandingnya di bumi Allah, dan seteguk susumu takmungkin terbayar dek aku anakmu.

Ibu, mengertilah bu, atas rasa naluri yang bertaut erat, akan ku cuba sehabis dayku untuk memperelokkan kembali kesihatanmu bu.

Ibu, jangan dibebani fikiranmu dengan permasalahan anak-anak, kerana saat ini tiba masanya untuk aku dan mereka mengembalikan hasil yang kau semai sedari dulu. aku tahu bu, itu bukan pintamu, tapi masa inilah kewajiban kami untuk membahgiakanmu.

Ibu, maafkan aku anakmu bu, kerana masih mengharapkan sesuatu darimu. Ya bu, aku sehingga kini masih memerlukan secebis doa dari seorang ibu. Mudah-mudahan sebaris doa yang terbit dari hati sucimu, Allah akan mempermudahkan setiap langkah dalam perjalanan hidupku bu. Dan demi kasihku padamu, akan ku pohon kehadrat ilahi agar ibuku diberi ketenangan dan kebahagian dalam meniti usia lanjutmu.

Tuesday, December 14, 2010

KASUT

Assalamualaikum dan salam sejahtera para pembaca budiman. Di sini saya ingin share sedikit tip bagi wanita yang gemar memakai kasut tumit tinggi.

Tahukah kita, pemakai kasut tumit tinggi terdedah kepada beberapa risiko?
**mudah mengidap sakit lutut
**mudah mendapat sakit tulang belakang
**telapak kaki juga mudah rosak
**tulang jejari kaki mudah patah
**paling Sirius mudah mendapat atritis

Semua risiko terjadi kerana:
**pemakai akan melepaskan berat badan pada hujung kaki bila berjalan.
**sendi lutut dan buku lali juga akan terbeban berat yang berlebihan

Tip membeli kasut:
**Jika kita hendak membeli kasut, elok dibeli disebelah petang. Kerana waktu begini otot-otot tapak kaki telah mengembang. Jadi, ketika inilah kita mendapat saiz kasut yang tepat.

**Kasut hendaklah diukur mengikut kelebaran kaki dan bukannya panjang semata.

Sumber: rancangan (Wanita Hari Ini) siaran Isnin 13 November, terbitan tv3.

Sunday, December 12, 2010

TERIMA KASIH

Mungkin kerana manusia kota terlalu menghargai masa, atau mungkin warganya terlalu berhati-hati akan keselamatan diri sendiri, maka, sukar bagi orang-orang yang dalam kewsusahan diperjalanan memohon pertolongan. Pun begitu, usah kita nafikan bahawa masih ada lagi hati suci yang sudi memberi pertolongan tanpa balasan.

Hari ini, mungkin Allah hendak menguji kesabaran saya atau mungkin ianya satu kifarat buat diri saya, maka diberi sedikit kesusahan.

Entah salah siapa, saya sendiri kurang faham. Samada pemandu teksi tak faham percakapan saya atau beliau sendiri tak tahu membaca. Sedang tempat yang hendak saya tuju tesergam indah bangunannya dan “sign board” juga besar terpapar namanya. Tapi, saya masih diturunkan bukan pada tempatnya. Bila anak saya memberi tahu pemandu teksi bahawa belum sampai distinasi kami, dia mula meninggikan suara. Demi keselamatan saya dan anak, saya turun saja setelah membuat pembayaran.

Setelah saya turun, saya dapati kawasan agak lengang. Kereta pun sesekali melintasi kami. Dalam takut, saya terpaksa tunjuk berani demi memberi semangat kepada anak. Setelah 20 minit kami berjalan, barulah bertemu jalan yang agak sibuk dengan kereta. Alhamdulillah, dengan kebesaran Allah, kami bertemu dengan seorang pejalan kaki yang boleh ditanya. Menurut pejalan kaki itu, tempat yang hendak kami tuju, sejauh 2 kilometer lagi jaraknya. Maka, saya meminta pejalan kaki itu menunjukkan arah kepada anak, dengan harapan anak saya memahami.

Setelah beberapa langkah kami berjalan, kami dihampiri oleh dua buah motor. Pada mulanya kecut juga, namun setelah dua anak muda tersebut dengan sopan bertanya distinasi kami, maka, hilanglah sedikit kegusaran dihati saya. salah seorang dari mereka bersunguh ingin memberi pertolongan kepada kami dengan membonceing motornya.

Setelah berfikir sejenak, dan melihatkan anak sudah keletihan dibawah pancaran matahari, dengan berbekal “tawakkallah”, saya terima pertolongan anak muda itu. Maka,jadilah “hari ini dalam sejarah” saya membonceing motosikal dengan orang yang tak dikenali.

Alhamdulillah,dengan kehendak Allah, kami dihantar dengan selamat ke tempat distinasi oleh pemuda tersebut.

Terima kasih yang tidak terhingga dan sekalung tahniah saya ucapkan buat pemuda yang menolong kami, kerana masih punya sifat kasih sayang yang tinggi dalam diri miski terhadap orang yang takdikenali.

Monday, December 6, 2010

ISTIMEWA BUAT Z

Assalamualaikum teman. Saat ku tarikan jejari ini di atas keyboard, kau tika ini dalam perjalanan pulang ke daerahmu. Dari jauh, ku susun sepuluh jari memohon kehadrat ilahi,agar temanku selamat tiba di daerahmu pagi esok.

Teman, sepertimu, aku juga tidak pernah duga akan pertemuan ini. Sesungguhnya itulah kebesaran Allah. Terlalu jauh masa memisahkan kita. 25 tahun satu masa yang amat panjang.

Teman, saat kau melafazkan untuk bertandang ke rumahku, amat teruja ku rasakan. Mana tidaknya, inilah pertama kali kita bakal bertemu, setelah 25 tahun berpisah. Dan Isnin, 29 November, telah menjadi saksi pertemuan antara kita.

Teman, sungguh terharu hatiku, kerana kau sudi bermukim di rumahku selama seminggu. Banyak cerita lama diselak kembali. Kamar memorimu lebih padat menyimpan kesah-kesah kita. Ya, masih ku ingat lagi gelaran “tiga serangkai” untuk kau, aku dan S. betapa akrabnya kita bertiga tika itu, sehingga Guru Besar asrama sendiri memberi gelaran itu untuk kita. Ke mana sahaja, ada S,pasti ada kau dan aku. Dan begitulah sebaliknya.

Teman, maafkan aku kerana tak banyak infomasi tentang kawan-kawan lain dapatku konsikan denganmu. Miski aku dan mereka tinggal di daerah yang sama, namun aku tak banyak terdedah dengan perkembangan mereka. Semakin berusia, ku rasakan, semakin jauh masa memisahkan aku dan dunia mereka. Seperti yang telah ku kabarkan padamu, aku lebih banyak menghabiskan masa di rumah sendiri. miski rumahku tak seindah teratak mereka. Pun begitu, aku tetap menghargai dan bersyukur dengan kurniaan ilahi buat kami sekeluarga.

Teman, sekali lagi, terima kasih yang tidak terhingga ku ucapkan buatmu atas kesudianm mengunjungiku. Aku juga memohon jutaan maaf andainya layanan aku dan keluarga tidak menepati citarasamu. Percayalah temanku, Aku telah cuba melakukan yang terbaik untukmu sahabatku.

Mudah-mudahan, kita dapat bertemu lagi jika diberi kesempatan oleh Dia Yang Maha Esa. Harapanku, pertemuan kali ini bakal menjadi kesah indah dalam hidupmu dan dapat kau simpan dalam kamar memorimu sebagai satu lagi cerita manis antara kita.

Thursday, November 25, 2010

KEMBAR SEIRAS

assalamualaikum dan salam sejahtera para pembaca budiman.  kali ini saya ingin share kesah benar kakak ipar saya.  kesah ini, bagi saya, menunjukkan betapa seorang ibu akan sedaya upaya mempertahankan emosi dan tenaga agar terus stabil, demi seorang anak.

 

Bila sebut kembar seiras, pasti terbayang di minda kita, bahawa mereka mempunyai hubungan naluri yang kuat antara satu sama lain.  Ya, fakta ini mungkin tepat untuk kebanyakan kembar seiras.  Tapi bagi kembar seiras kepunyaan kakak iparku, tidak sama sekali.

 

Kalau dipandang pada rupa paras, memang sukar untuk mencari perbezaannya.  Hatta, warna kulit mereka juga sama.  Tapi percaya atau tidak, sejak dilahirkan sehingga kini, mereka berdua seolah-olah tidak mahu bertemu antara satu sama lain.

 

Mana tidaknya, 16 tahun lalu, saat kakak iparku melahirkan kembar seirasnya, begitu menyentuh hati sesiapa yang melihat kala itu.  Si abang selamat dilahirkan di hospital Kuala Pilah.  Tapi  adik.  Ah, kenapa dengan si adik?  Kenapa dia takmahu keluar kat tempat yang sama?  Hanya Allah yang tahu jawaban dan hikmahnya.

 

Setelah doctor Kuala Pilah berusaha sedaya upaya untuk mengeluarkan adik, namun adik terus mendiamkan diri di dalam perut ibunya.  Hanya darah yang terus mengalir dari tubuh kakak iparku.  Demi keselamatan adik dan kakak iparku, mereka dihantar ke hospital Seremban.   Jarak antara hospital Seremban dan Kuala Pilah adalah 45 minit perjalanan.  Cuba anda bayangkan, betapa kakak iparku menahan sakit saat itu.  Pun begitu, dia masih mampu tersenyum, sedang tubuhnya kelihatan semakin lemah.

 

Melihatkan keadaan kakak iparku yang kritikal, seluruh ahli keluarga membontoti ambulan yang membawanya ke hospital Seremban.  Setibanya kakak iparku di hospital Seremban, bagiku, satu keajaiban dari Allah telah berlaku.

 

Setelah kakak iparku di masukkan ke bilik pembedahan, tanpa perlu doctor bersusah payah, adik keluar dengan selamat. Alhamdulillah, seluruh keluarga mengucapkan syukur yang panjang kehadrat ilahi.

 

Dek kerana kakak iparku banyak kehilangan darah, maka, adik beradiknya sepakat mendermakan darah mereka.  Setelah dua tiga hari di hospital Seremban, kakak iparku dan adik selamat dibenarkan pulang ke rumah.

 

Sejak peristiwa kelahiran mereka di tempat berasingan, sehingga kini, kembar seiras ini kelihatan tidak langsung sealiran dari segala sudut.

 

Itulah kebesaran Allah.  Hanya Dia yang Maha mengetahui.

Tuesday, November 23, 2010

PERCUTIAN DI PANGKOR

17Nov. bersamaan 10 zulhijjah.

 

Hari ini jam 12.00, aku dan keluarga akan bertolak ke pangkor untuk bercuti selama dua malam.  Ini adalah kali pertama kami pergi bercuti ke pantai bersama si kecil.  Anakku begitu teruja.  Setiap hari, selepas papanya membeli tiket bas, dia akan menghitung hari.  Seperti biasa, setiap hari, dia akan bertanya padaku, "ma, hari ini hari apa? Dan tinggal berapa hari lagi kita nak pergi Pangkor?"  dan seperti biasa juga aku akan menyoalnya kembali.  Mahu tidak mahu, dia terpaksa mengiranya sendiri.  Itulah cara aku mengajar anakku mengira dan ingat nama-nama hari.

 

"Ya Allah, kau berkati dan berilah kebahagian jua keselamatan buat kami sekeluarga di sana nanti."  Sekembalinya aku dari Pangkor, akan ku coretkan perjalanan percutian kami, Inshaallah.

 

Jam telah pun menunjukkan 5.45 am, maka, aku harus off PC untuk menyiapkan sarapan pagi dan sedikit bekal buat anakku makan di atas bas.  Maklumlah, hari nikan raya, takut takbanyak kedai makan yang buka.

 

***20th November, Sabtu.

 

Alhamdulillah, aku dan family selamat tiba di "our sweet home" jam 8.00 malam tadi.  Miski pun perjalanan begitu memenatkan, tapi aku bahagia bila melihat anakku ceria dan berpuas hati dengan percutian ini.  Hari ini, akan ku cuba lakarkan pengalamanku disepanjang percutian kami.

 

Diawal perjalanan, kami telah diuji.  Ah, tergugat juga iman kesabaranku.  Mana tidak, kami sepatutnya menaiki bas ke Lumut, jam 12.00 tengah hari.  Tapi bila tiba masanya, batang hidung bas pun tidak kelihatan.  Setengah jam kemudian, suamiku pergi ke kaunter untuk merisik-risik kabar bas.  "maaf encik, bas lewat sikit.  Mungkin sampai pukul 1.30."  ujar kerani kaunter.  Bila mendengarkan jawaban itu, aku berkira-kira dalam hati, sempatlah kami pergi makan tengah hari dan menunaikan hak ke atas Dia yang menguasai alam.

 

Sekembalinya kami di tempat bas, jam sudah menunjukkan tepat 1.30.  tanpa berlengah, aku meminta anakku mengintai-intai nombor bas seperti yang tercatat dalam tiket.  Berpeluh-peluh si kecilku ke sana ke sini dengan tiket ditangannnya.  namun tak juga kelihatan.  Kerana tak berpuas hati, aku meminta dia melihat nama distinasi yang tertera di hadapan bas.  Pun tak juga kedapatan.  Jam 2.00, sekali lagi suami dan anakku ke kaunter.  "maaf cik, bas rosak.  Tak tahu pukul berapa boleh jalan."  Beri tahu Kerani Kaunter selamba.

 

Ah, sabar aja lah hati.  Maka, jadilah aku tiga beranak penghuni stesen bas Bukit Jalil paling lama.  Mana tidaknya, kami mula menjejakan kaki ke sini jam 11.00 pagi.  dan sehingga jam 2.30, kami belum menaiki bas lagi.  Sedang penumpang lain bersilih ganti.

 

Lebih kurang jam 3.15 petang, setelah berbotol-botol muniral jadi mangsa anakku, barulah kami dapat menaiki bas.  Alhamdaulillah, lega rasa dihati bila bas mula bergerak meninggalkan perkarangan ruangan parking 15 minit kemudian.  Menurut driver bas, perjalanan ke Lumut akan mengambil masa tiga jam setengah.  Ini bermakna kami akan tiba di Lumut jam 7.00 malam.  Kecut juga rasa hatiku, maklumlah tempat itu bukannya kampong halamanku dan ini adalah kali pertama aku ke sana.  Yalah, kata orang, kalau ke tempat baru, biarlah berjalan diwaktu siang, tentu luas pandangan.  Haha, tapi pandanganku dan suami dah tentu tiada beza siang mau pun malam.  Pun begitu, dikala siang, pasti banyak mata yang memerhatikan kami, lantas tentu ada hati mulia yang sudi menghulurkan tangan disaat kami memerlukan. ya  Tapi sekarang, mahu tidak mahu, kami terpaksa meneruskan perjalanan tika malam mula berlabuh.  So, apa yang mampu aku lakukan hanyalah, tawakkal kepada Yang Maha Besar saja.  Mudah-mudahan perjalanan dipermudahkan, Inshaallah.

 

Tepat seperti yang dikatakan oleh driver bas, kira-kira pukul 7.10 malam, kami tiba di Lumut.  Dari sini kami terpaksa mengambil feri untuk sampai ke Pangkor.

 

Dari stesen bas Lumut ke jeti, pilihan yang ada, hanya berjalan kaki.  Nasib kami  baik, kerana ada beberapa penumpang yang searah dengan kami.  Kesempatan ini kami ambil untuk mencari rumah Yang Maha Agung terlebih dahulu.  Alhamdulillah, tanpa keberatan, mereka membawa kami ke sana.  Setelah masing-masing menunaikan hak Yang Maha Besar, kami meneruskan perjalanan ke jeti.  Di jeti, sekali lagi kesyukuran bersarang dihati, kerana petugas-petugas di situ dengan ramah menghulurkan tangan untuk kami tiga beranak.

 

Nampak saja feri, berbagai soalan yang dilontarkan anakku kepada petugas jeti.  Dari tawa riangnya, aku tahu, betapa terujanya dia untuk menaiki feri buat pertama kali.  Kami mula menaiki feri jam 8.00.  perjalanan feri ke pulau Pangkor, memakan masa lebih kurang setengah jam.

 

Lebih kurang pukul 8.30 malam, kami tiba di jeti Pulau Pangkor.  Dari situ  kami mengambil teksi untuk ke tempat penginapan kami di Putri Bayu, Pasir Bogak.  Perjalanan dari jeti ke Pasir Bogak hanya memakan masa 5 minit sahaja.

 

Setiba kami di Putri Bayu, kami disambut mesra oleh petugas kaunter.  Tanpa sebarang masalah, proses "chek in" berjalan lancer.

 

Oleh kerana terlalu letih, tiada aktiviti yang kami lakukan di malam pertama.  Sekadar berehat di bilik.

 

Hari kedua, 18th November.

 

Selesai sarapan, kira-kira pukul 9.00 pagi, aku dan suami menunaikan hajat si kecil untuk bermain air di pantai.  Dia begitu seronok dan kelihatan tiada langsung perasaan takut dalam dirinya.  Bila melihat keterujaan anakku yang luar biasa, aku dan suami terpaksa memberi tumpuan seratus peratus ke atas si kecil kami.  Setiap pergerakkannya dikawalrapi oleh suamiku.  Mentelah lagi, keadaan pantainya tidak landai dan pasirnya mudah melurut bila dipijak.  Keadaan ini agak berbahaya untuk anak kecil.

 

Lebih kurang jam 11.00 pagi, kami kembali ke bilik.  Aktiviti seterusnya, kami bercadang untuk ronda-ronda Pulau Pangkor dengan teksi.

 

Setelah mendapatkan perkhidmatan teksi dari kaunter hotel, lebih kurang 11.30 pagi, kami mula menaiki teksi untuk keliling Pangkor.

 

Tempat pertama,kami dibawa ke Teluk Nipah.  Di sini, kedapatan banyak deretan kedai yang menjual t.shirt dan kedapatan juga restoran.  di sini juga terbentang laut luas.  Di kawasan ini juga, terdapat banyak chalet persendirian.

 

Alhamdulillah, kami mendapat driver teksi yang perihatin dengan keadaan aku dan suami.  Maka, setiap tempat yang dibawa, driver teksi akan turun sekali, dan dia dengan rela menjadi guide serta pengawal gerak geri si kecil kami.

 

Seterusnya, kami dibawa melawat ke Tokong tertua di Pangkor.  Di sini terdapat taman monyet, kolam ikan besar, kolam kura-kura dan taman burung.  Tokong ini terletak di kampong Pinang Kecil.

 

Lebih kurang pukul 1.30 tengah hari, kami berhenti makan di Teluk Dalam.  Selesai makan, kami meneruskan expidisi ronda-ronda kami.

 

Kemudian kami dibawa ke tempat sejarah,di mana terdapat serpihan kota belanda.  Di sini juga terdapat kedai yang menjual barangan craft tangan dan cendera hati seperti mug serta berbagai bentuk key chain.

 

Akhir sekali,kami dibawa ke kilang memproses hasil laut.  Terdapat berbagai jenis keropok samada mentah mau pun telah dijadikan makanan rengan.

 

Lebih kurang jam 3.30 petang, kami sampai semula ke hotel.  Sesudah asar, sekali lagi aku dan suami menemani si kecil ke pantai.  Sungguh leka dia bermain dengan menterjemahkan apa yang dilihat di kaca tv selama ini, seperti membina istana pasir.  Kami bermain-main air sehingga pukul 6.45 petang.

 

Disebelah malamnya, kami hanya bersiar-siar disekitar Pasir Bogak sahaja.  Di sini, terdapat banyak rumah kedai.  Hotel ini juga menyediakan perkhidmatan boat untuk melihat-lihat pulau.  Tapi kami tidak menggunakan perkhidmatan ini kerana anakku langsung tak berminat.  Mungkin belum tahpnya lagi untuk menghargai keindahan alam semulajadi.

 

Hari ketiga, 19th November.

 

Hari ini kami akan meninggalkan Pasir Bogak dengan membawa bersama memori manis serta garis-garis kepenatan ke KL.  Selesai sarapan, kira-kira pukul 10.45, kami "chek out" dan teksi telah bersedia untuk membawa kami ke jeti Pangkor.  Tambang yang dikenakan dari Pasir Bogak ke jeti ialah rm 10.  dan begitulah sebaliknya.

 

Kami mula menaiki feri pada pukul 11.15 dan feri mula bertolak meninggalkan Pulau Pangkor jam 11.30 pagi.  Setengah jam kemudian, kami tiba di jeti Lumut.  Disepanjang jalan dari jeti ke stesen bas Lumut, terdapat banyak deretan kedai termasuk kedai makan.

 

Alhamdulillah, kali ini bas ke KL datang tepat pada waktunya.  Kami mula meninggalkan Lumut jam 1.30 tengah hari.  Mengikut jadual, kami akan tiba di stesen bas Bukit Jalil jam 5.00 petang.  Tapi dek kerana hujan yang terlalu lebat, maka bas terpaksa dipandu perlahan.  Bila hujan, secara sendirinya di mana pun, berlakulah traffic jam yang melampau, terutama Bandaraya Kuala Lumpur.  Dengan pemanduan bas yang tersekat-sekat, maka, akhirnya sampailah kami di stesen bas Bukit Jalil jam 7.30 malam.

 

Secara keseluruhannya, aku sungguh berpuashati dengan percutian ini.  Disepanjang percutian, penerimaan orang awam terhadap kami begitu memuaskan.  Aku dapat rasakan, tiada langsung pandangan sinis dari mereka.  Begitu juga disetiap langkahan kami, begitu mudah pertolongan kami perolehi.  Terima kasih ku tidak terhingga kepada setiap insan berhati mulia yang ku temui disepanjang percutian kami.

 

Ya Allah, kesyukuran tidak terkira, kerana dengan izin dan kehendak Mu, kami sukses dalam perjalanan.

Saturday, November 20, 2010

PENGALAMAN PERTAMA DI PANTAI

inilah kali petama kaki kecilnya mencecah pasir putih pantai.
 
tak dapat nak digambarkan betapa gembiranya dia saat matanya melihat laut terbentang didepan mata.
 
mama hanya mampu tersenyum bahagia bila melihat kamu gembira.
 
mama dan papa akan cuba sedaya upaya untuk memberi seribu penglaman untuk kamu nikmati di alam kanak-kanakmu,Inshaallah.
 
agar apa yang kau lalui hari ini, dapat membentuk peribadimu hari esok.

Thursday, November 11, 2010

ALHAMDULILLAH

Setelah kami gagal menempatkan si kecil di sekolah DA, aku dan suami terus berusaha mencari sekolah yang sealiran dengan sekolah tersebut. Atas factor keterbatasan pergerakkan, kerana tak punya transport sendiri,aku dan suami memohon pertolongan dari rakan dan kenalan untuk tolong mengintai-intai sekolah yang kami maksudkan disekitar Ampang. Setiap kali kami mendapat informasi lokasi sekolah, aku dan suami pergi sendiri untuk menyiasat akan model pembelajaran yang ditawarkan.

ya, sebenarnya aku sekali-kali tidak pernah memandang rendah terhadap sekolah kebangsaan. Namun Memandangkan aku dan suami, Oku pengelihatan, maka, kami rasakan memilih sekolah yang menyediakan model pembelajaran (dinnia, akademik dan hafazzan) dalam satu sekolah amat bersesuaian kerana:
**kami tidak perlu menghantar anak ke tempat lain untuk kelas Kafa dan mengaji Alqur’an.
**secara tidak langsung, ini akan memudahkan anak untuk belajar tanpa mengalami kepenatan yang malampau dan kami tidak perlu lari ke sana sini, lantas banyak masa dapat diselamatkan, sekali gus menjimatkan kos.
**kami tidak perlu risau tentang pemakanan anak. Kerana untuk menjadi hafiz, sumber pemakanan amatlah dititik beratkan. Jadi sudah pasti pihak sekolah akan menyediakan makanan yang baik dan berkualiti untuk menjaga kecerdasan ingatan anak didik.
**bila mana makan tengah hari dan dua tea termasuk dalam yuran bulanan, maka, sudah tentu tiada penjualan makanan di sekolah, dengan ini, anak-anak akan kurang terdedah dengan makanan rengan.
**oleh kerana waktu persekolahan sehingga jam 5 petang, dengan ini akan mengurangkan risiko anak melepak tanpa tujuan.
**memandangkan pengaruh negative terlalu kuat dan luas di mana-mana,sementara kami pula tidaklah begitu arif dalam soal hokum hakkam, maka, kami berpendapat biarlah anak mendapat didikan agama intensif sedari asas dan hendaknya ia berakar umbi di dalam diri. Mudah-mudahan dengan ini si anak dapat membezakan baik buruk dan dapat menepis bisikan syaitan dalam mengharungi lautan duniawi kelak.

Berbalik kepada kesah pencarian sekolah anaakku. Dalam pada aku dan suami sibuk tilik menilik serta memperhalusi model pembelajaran beberapa buah sekolah yang telah kami pergi, tiba-tiba, pada Jumaat 28th oktober, aku terima panggilan dari sekolah DA.
Pemanggil: “assalamualaikum puan. Saya dari DA, nak menjemput anak puan untuk interview kali kedua.”
Aku: “waalaikummusalam. Apa? Bukan ke hari tu, puan kata anak saya gagal?”
Pemanggil: “ya, betul. Tapi pengetua suruh kami panggil anak puan menghadiri interview kali kedua. Boleh puan hadir?”
Aku: “puan jamin anak saya diterima, jika saya menhadirkan diri? Dan adakah puan pengetua sudi bertemu kami?”
Pemanggil: “saya rasa Inshaallah. Kalau puan setuju, sila datang pada 3rd November, Rabu, jam 10.00 pagi.”
Aku: “Inshaallah. Terima kasih.”
Pemanggil: “assalamualaikum.”
Aku: “waalaikummusalam.”
Lantas HP ku matikan.

Kalau diturut kata hati yang masih tersinggung, rasanya mahu ku tolak saja. Tapi mengenangkan si kecilku yang masih menaroh harapan untuk ke sana, dan memandangkan sekolah tersebut amat berhampran dengan tempat tinggalku, dengan rela, aku kikis segala perasaan negative yang masih tersisa.

Selesai bercakap dengan pemanggil dari DA, aku terus call suamiku untuk memberi tahu beliau tentang offer yang dibuat DA kepada kami. Bila saja aku menceritakan perihal perbualan aku dan pemanggil dari DA, suamiku tergelak kecil. Aku keharanan. Rupa-rupanya, menurut suamiku, dua tiga hari sebelum, suamiku ada menceritakan rasa tidak puas hati dengan alas an yang menyebabkan kegagalan anakku memasuki DA, kepada pelanggannya yang boleh dianggap rapat dengan kami. Menurut suamiku lagi, diakhir perbualan mereka, pelangganya itu ada berkata, “Inshaallah anak awak dapat jugak sekolah kat situ nanti.” So, aku rasa mungkin pelanggan suamikulah yang menyebabkan si kecilku dipanggil untuk interview kali kedua. Hai, nampaknya nak masuk sekolah pun,perlu ada kabel. Sedangkan kami tak punya apa-apa kabel, baik besi mau pun dawai.

Setelah timbang-menimbang perasaan anak, congak mencongak kos dan jarak perjalanan beberapa buah sekolah lain, aku dan suami akhirnya mengambil keputusan untuk hadir ke interview kali kedua itu. Kali ini aku redha dan tekad,demi si kecil.

Tepat pada hari dan waktu yang ditetapkan, kami sekali lagi menjenguk sekolah DA. Setiba kami di sekolah itu, belum pun panas bontot anakku, dia dipanggil untuk menjalani ujian kemahiran sekali lagi. Haha, kat sini aku rasa pihak DA cuba membuat lawak pagi. Atau nak menguji EQ kami mungkin. Baru dua tiga minit anakku masuk untuk ujian, datang peng interview kepada kami dan berkata. “puan, anak puan diterima belajar di sini. Maaf, hari tu orang lain yang interview dia.” Tanpa bercaakap banyak, dia berlalu semula. Aku hanya sempat mengucapkan terima kasih sahaja. Dalam hatiku bersungut sendiri: “kalau dah tahu dapat, kenapa takdiberi tahu on the phone saja. Kan senang, tak perlu datang dua tiga kali.” Entah aku sendiri tak faham.

Setelah selesai anakku interview, datanglah kembali peng interview tadi. “ern, hari ni lancer pula anak puan baca.” Aku hanya tersenyum pahit. Dalam hatiku: “tadi kau kata dulu orang lain yang interview, tapi sekarang kau bercakap, seolah-olah kau jugak yang interview dulu.” namun demi anakku, aku sabarkan saja hati ini.

Selesai berurusan bayar membayardiposit dan sebulan dua yuran bulanan dan bertanya tentang uniform, aku meminta diri untuk pulang. Dalam perjalanan pulang, aku bertanya pada anakku,adakah sama orang interview dia hari ini dengan yang sebelum. Selamba anakku menjawabb: “yalah ma, cikgu tulah, muka dia garang. Taksenyum langsung.”

Alhamdulillah, pencarian sekolah anakku telah berakhir. Miski hati kecilku masih tercalit luka peristiwa semalam, namun rela ku buang jauh dari lubuk hati, rasa negative itu demi si kecilku. Biarlah anakku mengecapi bahagia seperti anak-anak lain yang punya ibu bapa normal.
***”mama akan berusaha sebaik mungkin untuk meletakkan hak dan dirimu seperti anak-anak lain. Apa yang mama dan papa inginkan, sayang membesar tanpa terganggu dek kekurangan kami.” Sebagai ibu, aku hanya berusaha dan berdoa agar acuan yang ku pilih untuk anakku tidak terpesong dari landasan hakiki. © ron2010

Tuesday, November 2, 2010

BINGKISAN BUAT AYAH

Assalamualaikum ayah. Dari kejauhan, anakmu ini sentiasa menadah tangan memohon kehadrat ilahi, agar ayah terus diberi kudrat dan dibanjiri kasih sayang demi menjaga ibu tercinta yang saat ini sedang keuzuran.

Ayah, aku sungguh bangga dan kagum bercampur terharu, punya seorang ayah sepertimu. Ketekunan dan kesungguhan menjaga ibu, suatu inspirasi buat diriku. Apakah mampu aku melakukan perkara yang sama terhadap pasanganku kelak?

Andai dulu, setiap hari, ibu pasti menyediakan makanan kegemaran ayah, tapi kini, sejak hamper dua bulan, tugas itu telah dilakukan ayah dengan rela.

Saat ibu segar, dialah yang mencuci pakaian ayah, agar sentiasa bersih dan kemas. Tapi kini, setiap hari, ayah akan memastikan pakaian ibu berganti, malah, jika kedapatan bau yang kurang menyegarkan, ayah segera menggantikan pakaian ibu.

Waktu ibu cergas, wanita itulah yang menguruskan rumah tangga, agar sentiasa sempurna dimata suaminya. Namun kini, ayah berlapang dada mengemas rumah, terutama di bilik tidur ibu. Bagi ayah, kalau boleh, biar ibu gembira dan tenang tinggal dalam rumah sendiri. Ayah mahu, ibu tetap merasakan kesegaran sepertimana ibu sihat.

Ya Allah, bertuahnya ibu, memiliki lelaki semulia ayah. “Ibu, ayah, doakanlah kami, agar sisa hidup kami juga sebahagia hidup kalian.”

Bila mana aku menghubungi ibu ayah menerusi telefon, ayah pasti menceritakan perihal kesihatan ibu yang semakin baik, dan tugas harian ayah dengan nada gembira. Seolah-olah tidak wujud kepenatan dan kekesalan dalam dirimu. Setiap kali aku cuba utarakan cadangan anak-anakmu untuk mengambil pembantu, ayah segera menolak, dengan alasan, “biarlah tangan ayah sendiri membelai ibu. Tiada apa lagi yang dapat ayah buktikan kasih ayah terhadap ibu. Atau setidak-tidaknya, ayah dapat menyelami betapa ibu selama ini kepenatan membahagiakan ayah.” Menitis airmataku kala itu. “oh, inikah yang dikatakan cinta sejati? Dapatkah aku memiliki cinta yang sama dari insan bernama suami?”

Maafkan kami anak-anakmu ibu, kerana tiada upaya untuk sentiasa berada di samping saat-saat tenagamu mula berkurangan. Maafkan kami ayah, kerana membiarkan ayah seorang diri menjaga dan membelai ibu. Percayalah ayah ibu, kasih sayangku tiada bertepi buat kalian.

Aku secara peribadi benar-benar memohon ampun darimu ibu ayah, kerana terpaksa berjauahan dari kalian. Dayaku hanya mampu menghubungi kalian menerusi telefon setiap hari. Inshaallah, ibu, ayah, aku akan pulang setiap dua bulan sekali. Dan Inshaallah, aku akan memastikan setiap minggu,ada antara anak-anakmu menjenguk kalian.

Terima kasih ibu, ayah, dari lubuk hatiku yang paling dalam. Kasih kalian tiada tndingan di dunia ini. Mudah-mudahan Allah sentiasa merahmati pengorbanan ayah buat ibu.

Sunday, October 24, 2010

HARUSKAH SI KECIL MENJADI MANGSA?

Setelah beberapa hari berlalu, masih ghalad terasa di hati. Segalanya bermula dengan kelemahanku sendiri mungkin.

Ya,tahun depan si kecilku akan melangkah ke tahun satu. Aku dan suami bercita-cita untuk memasukkan putra kami ke sekolah Dar Alhikmah. Bagi pandangan aku, sekolah ini begitu sesuai, kerana ia menyediakan pembelajaran agama (dinia) berserta hafazan dan juga akademik. Mentelah lagi, lokasinya amat hampir dengan rumah kami.

Bersandarkan cita-cita itu, aku masukkan putraku ke tadika yang pada pendapatku akan memudahkan dia diterima tanpa melalui saringan yang rumit. Mengikut perkiraanku tadika yang putraku ikuti saat ini adalah subsidary sekolah Dar Alhikmah. Perkiraanku itu bersandarkan model pembelajaran yang sama antara kedua-dua sekolah dan tradisi yang berlaku di dalam tadika itu. Tradisinya, setiap pelajar yang keluar dari tadika ini akan diserap terus ke sekolah Dar Alhikmah, kecuali anak-anak yang memang tidak mahir membaca dan menulis bahasa arab. Itu pun, anak-anak ini akan diminta stay back di tadika ini jika mendapat persetujuan dari ibu bapa.

Tapi anakku, kenapa dengan anakku? “maafkan mama dan papa, kerana kekurangan yang ada pada kami, sayang menjadi mangsa.”

Ya, isnin bersamaan 18th Oktober lalu, aku dan suami begitu bersemangat membawa si kecil pergi ke Dar Alhikmah untuk interview. Interview adalah proses yang mesti dilalui oleh setiap pelajar untuk menentukan tahap kemahiran mereka. Tarikh dan waktu interview tersebut telah ditentukan sendiri oleh pihaksekolah agar dapat bertemu dengan pengetua.

Setibanya kami di sana, duduk dalam beberapa minit, anakku telah dipanggil untuk menjalani ujian tahap kemahiran. Sementara aku dan suami masih di luar. Pun begitu, aku masih dapat mendengar patah bicara guru yang meng interview anakku dan suara comel si kecilku membaca dan menjawab segala persoalan yang dikemukakan. Dalam hatiku mengucap Alhamdulillah kerana si kecilku begitu petah menjawab dan tidak gementar. Kerana melihat kebolehan dan prestasi yang membanggakan di tadikanya, aku dan suami bulat confident untuk memasukkan anakku ke Dar Alhikmah.

Setelah selesai si kecilku interview, kami didatangi oleh seorang guru mungkin,beliau memberi tahu yang pengetua masih melayani tamu dan tak perlulah kami menunggu pengetua. Saat itu,hatiku mula ragu akan ketulusan dan pandangan peribadi pengetua terhadap aku dan suami. Yalah, mana tidaknya, appoinmen telah dibuat dan ditentukan sendiri oleh pihak sekolah, tapi tiba-tiba pengetua seolah-olah cuba mengelak dari bertemu kami bila melihat ampunya diri rupanya OKU pengelihatan.

Aku dan suami akur, lantas mengajak anakku pulang. Di dalam hati masing-masing penuh rasa ragu pastinya. Kasihan anakku, dia begitu mengharap dan gembira untuk berada di sekolah itu. Almaklumlah, di situ telah ramai kawan-kawanyang dikenalinya.

Selang sehari kemudian, lebih kurang jam 3.30 petang,aku menerima panggilan dari Dar Alhikmah. Jawaban yang ku terima telah dijangka.
Pemanggil: “assalamualaikum puan, anak puan gagal.”
Aku: waalaikum mussalam. Atas alasan apa anak saya gagal?”
Pemanggil: “anak puan sama sekali tak boleh membaca dan menulis. Even, English langsung dia tak membaca.”
Aku: “what? Setahu saya, anak saya boleh menulis dan membaca. Dan hari tu saya dengar dia lancer membaca.”
Pemanggil: “itu saya tak tahulah puan. Tapi itulah keputusan yang dibuat oleh pihak sekolah.”
Aku: “assalamualaikum.”
Aku terus meletakkan telefon. Dalam hatiku penuh rasa kesal dan sedih dengan keputusan itu. Aku merasakan alas an yang diberi adalah tidak jujur. ianya amat tidak adil untuk si kecilku. “Kenapa masih ada orang yang memandang rendah pada kami OKU pengelihatan? Kenapa harus anakku menjadi mangsa di atas kekurangan kami?” kesalku dalam hati.

Malam itu, aku memberi tahu putraku yang dia tak dapat bersekolah di Dar Alhikmah. Reaksi spontan si kecilku: “saya rasa, teacher tu silap orang. Atau mama tipu.” “tak, mama tak tipu sayang. Tak apalah, kita cuba cari sekolah lain ya.” Aku cuba memujuk si kecilku. “tak ma, kita kena paksa sekolah tu terima. Saya nak sekolah kat situ juga.” Si kecilku mula merengek. “sayang, sekolah mana pun sama aje. Janji kita mesti rajin berusaha.” Pujukku sambil memeluk si kecilku. Terasa hiba melihat anakku mula menangis.

Sehari kemudian, setelah jiwaku kembali tenang, aku menalifon pengetua tadika anakku. Tujuan aku call beliau adalah untuk mengetahui prestasi anakku.

Setelah aku berbahasa bahsi dengan pengetua itu, aku terus bertanyakan perihal si kecilku di sekolah. Jawaban yang diberi pengetua amat membanggakan aku. Anakku telah dapat menguasai ketiga-tiga bahasa dengan baik dari sudut bacaan. Hanya dari sudut tulisan, anakku agak lemah. Itu, aku sendiri maklum. Taapi bukan anakku tidak boleh menulis langsung. Hanya tulisannya agak comot.

Setelah bercerita tentang prestasi anakku di tadika, aku langsung memberi tahu pengetua yang anakku gagal memasuki Dar Alhikmah. Ya, sungguh terperanjat pengetua dengan alas an yang diberi pihak Dar Alhikmah. Tambahan lagi beliau langsung tidak dihubungi Dar Alhikmah atas pkegagalan anakku.

Beliau langsung meminta aku bertenang,dan akan berbincang dengan pihak Dar Alhikmah. Dan jika perlu,beliau akan meminta pengetua Dar Alhikmah menjalankan sekali lagi interview untuk anakku dengan kehadiran beliau sendiri. Tetapi aku menolak. Aku tidak mahu, penrimaan Dar Alhikmah keatas anakku berdasarkan keterpaksaan. Bilamana keterpaksaan, pasti tiada lagi keikhlasan.

Mungkin ini telah ditentukan oleh Dia Yang Maha Besar. Aku percaya, pasti ada hikmah disebalik apa yang berlaku. Aku akan berusaha untuk mencari sekolah lain yang sealiran dengan Dar Alhikmah. Mungkin selama ini, aku telah melakukan satu kesilapan besar dengan menaroh sepenuh harapan dan terlalu mengharap pada sebuah sekolah sahaja.

Menjadi ibu bapa OKU pengelihatan bukanlah sesuatu yang mudah. Terlalu banyak cabaran dugaan yang perlu kami “ibu bapa OKU pengelihatan” terpaksa hadapi. Mentelah lagi jika mahu menempatkan diri dalam gulungan elit kononnya. Pastinya pandangan negative akan terus aku dan suami lalui disepanjang membesarkan putra kami. Mudah-mudahan Allah terus memberi kekuatan semangat mahu pun emosi buat insan kerdil ini. Dan mudah-mudahan DIA akan mempermudahkan setiap apa yang bakal aku lakukan, Inshaallah.

Wednesday, October 20, 2010

MAMPUKAH?

Jenuh kaki berlari,
Mengejar masa kian menjauh,
Ah,
Letih,
Lesu,

Terlalu pantaskah
Masa berlari?
Atau,
Langkah kaki kian longlai?

Seketika,
Kaki terhenti kaku,
Mengumpul kudrat,
Menghimpun semangat,

Tanpa menoleh,
Kaki terus melangkah jitu,
Kejar,
Dan terus mengejar masa,
Demi sebuah,
Garis penamat.

Saturday, October 16, 2010

KESAH BAS YANG KU ALAMI

Terbaca saja tentang kemalangan ngeri 10 Oktober lalu, mindaku menerawang masuk ke kamar memori, tercari-cari pengalaman sendiri. Ya, masih ku ingat lagi 12 tahun lalu, ketika aku hendak pulang beraya di kampong halamanku di Terengganu. Waktu itu aku menaiki bas syarika Naila. Pada zaman itu, bas Syarikat ini top terlibat dengan kemalangan. Aku maklum itu, tapi kerana tidak punya pilihan, aku terpaksa tawakkal saja.

Oleh kerana tiket bas dari KL ke Kuala Terengganu telah kehabisan, maka keluarga suamiku telah membelikan tiket untuk aku dan suami dari Seremban. Saat itu, syarikat yang beroperasi dari Seremban ke Terengganu tidaklah banyak. Kebetulan tiket bas yang masih bersisa hanya bas syarikat Naila. Mahu tidak mahu terpaksalah aku menerima tiket yang telah dibeli oleh iparku.

Mengikut jadual, bas akan bertolak dari Seremban jam 9.00 malam, Dan dijangka tiba di Terengganu jam 4.00 pagi. Alhamdulillah, malam itu, tepat jam 9.00, bas sudah terpacak di teminal Seremban. setelah selesai penumpang memenuhi tempat duduk masing-masing, pemandu mula menggerakkan bas meninggalkan Bandar Seremban. Di awal-awal perjalanan lagi pemandu sudah menunjukkan belang. Bas dipandu agak laju. Ramai juga penumpang yang bersungut-sungut. Dalam ramai-ramai tu, adalah sorang lelaki memberanikan diri menegur pemandu tersebut. Tapi dibuat tak dengar saja oleh pemandu itu.

Lebih kurang setengah jam perjalanan, sewaktu melalui Bukit Putus, pemandu seolah-olah seronok menelusuri jalan yang berbengkang bengkok. Pada terkaanku, pemandu itu bukanlah seorang yang professional dan berkemungkinan baru saja mendapat lessen E.

Tiba-tiba “beng” kedengaran satu detuman yang sederhana kuatnya,dan sertamerta bas terhenti. Semua penumpang menjadi panic. Masing-masing bercakap sesama sendiri. Terbuka saja pintu bas, ramai penumpang yang turun untuk melihat kejadian sebenar. Dari perbualan mereka, tahulah aku bahawa satu tayer belakang telah tergantung pada bibir gaum. Masing-masing memanjat kesyukuran kerana tiada kecederaan berlaku kepada semua penumpang.

Dalam hatiku tak putus-putus mengucap Alhamdulillah bas tidak gelungsur ke dalam gaum.

Biar pun ianya bukan satu kemalangan serius namun aku dan penumpang lain terpaksa bersantai tepi gaum tu lebih kurang 3 jam untuk menanti lori kren sampai dan menarik bas ke atas.

Lebih kurang 1.00 malam, baru bas boleh bergerak semula. Tiba-tiba, sedang semua penumpang hayal dengan melayan fikiran masing-masing, sekali lagi aku dan mereka dikejutkan dengan letupan. Sekali lagi basterhenti. “kalau macam ni, lambatlah sampai kat rumah” ngomilku dalam hati. “tentu risau keluargaku.” Fikirku lagi. Untuk menghubungi keluarga, saat itu HP pula tak ada coverage. Mahu tak mahu tawakkal ajalah.

Semua penumpang dah mula marah-marah. Pemandu bas tu buat tak faham aja. Tiada langsung ungkapan maaf dari mulutnya.

Akibat dari tayar belakang bas tergantung dibir gaum tadi, kononnya tayar itu bocor. Maka terpaksalah aku dan penumpang lain bersantai sekali lagi di tepi jalan. Kali ini tempat perkelahan kami di Keratung. Bagi yang tak membawa anak kecil, taklah menjadi problem sangat. Tapi, bagi mereka yang membawa anak kecil, sungguh kasihan. Merengek-rengek anak-anak, mungkin kerana keletihan dan mengantuk. Nasib kami agakbaik, kerana tayar bas tu meletup berdekatan dengan sebuah kedai kopi. Jadi, dapatlah kami memanaskan badan dengan secawan kopi dan sebungkus nasi lemak.

Sekali lagi masa terbuang dan badan keletihan kerana terpaksa menunggu berjam-jam.
Setelah beberapa jam bersantai, lebih kurang jam 11.00 pagi, barulah bas ganti sampai.

Alhamdulillah, pemandu kali ini lebih berhemah dan bas yang diganti juga agak baru berbanding dengan bas yang pertama tadi. setelah perjalanan memakan masa sehari semalam, lebih kurang jam 5.00 petang, kami selamat sampai di stesen bas Kuala Terengganu.

Melangkah saja kakiku turun dari bas, ayah dan abang datang menyambut aku dan suami. Pelbagai soalan yang mereka lontarkan. Menurut ayah, selepas Zuhur, ibu telah memanggil perkumpulannya untuk membaca yasin untuk keselamatan aku dan suami. Sementara ayah pula berkali-kali pergi sendiri ke pejabat syarikat Naila untuk mendapat pengesahan perjalanan bas. Ayah dan ibu mula tenang, tika mendapat panggilan dariku jam 3.30 petang. Menitis air mataku mendengar cerita ayah. Betapa, mereka mengasihi diriku. Bukan aku sengaja tidak mahu menghubungi mereka, tapi coverage HP pada masa itu tidak menyuluruh.

Apa-apa pun, aku benar-benar bersyukur kehadrat ilahi kerana masih melindungi dan menaungi diriku dan suami. Atas keizinan Nya juga, aku masih dapat bersama keluarga tercinta.

Thursday, October 14, 2010

ITULAH BUDAYA KITA

Assalamualaikum dan salam sejahtera para pembaca budiman.

Boleh dikatakan saban tahun kita dikejutkan dengan kemalangan tragis yang melibatkan kehilangan banyak nyawa. Pada ahad bersamaan 10 Oktober baru-baru ini,, kita sekali lagi dihidangkan dengan kemalangan yang sungguh menyayat hati. Kepada mangsa yang terus kehilangan hayatnya, Alhamdulillah, tiada penderitaan berpanjangan ditanggung.. Bagaimana pun, kesengsaraan emosi mungkin akan berlaku kepada mereka yang ditinggalkan. Kerana mungkin mangsa yang kehilangan nyawa itu adalah tonggak sesebuah keluarga.

Begitu juga bagi mereka yang mengalami kecederaan parah, bagaimana? Mereka harus menanggung kesakitan dan mungkin juga menanggung risiko hilang upaya.

Tidak dapat dinafikan Sedikit sebanyak gangguan emosi pasti berlaku kepada setiap mangsa yang terlibat dalam kemalangan ngeri. bila mana gangguan emosi terjadi, ia memakan masa untuk dipulihkan dan pemulihan emosi akan bergantung kepada kekuatan minda seseorang.

Dalam soal ini, siapa yang harus dipersalahkan. Rasanya sudah menjadi tradisi kita masyarakat Malysia, jika berlaku satu-satu peristiwa tragis, maka, kita saling menuding jari dan kemudian, pelbagai rumusan dibuat. Dan akhirnya timbullah beberapa cadangan yang tercatat di atas kertas. Tetapi akhirnya, cadangan hanyalah tinggal cadangan sehingga berulang kembali peristiwa yang sama. Setiap kali sesuatu peristiwa tragis berlaku, kedengaranlah kokokan ayam di sana sini.

Bagi pendapat saya yang jahil ini, jika semua langkah keselamatan telah diambil, baik dari sudut cara pemanduan, kenderaan mahu pun diri pemandu itu sendiri, barulah takdir boleh diletakkan di atas. Jika ada di antara langkah-langkah di atas masih samar-samar, salahkanlah diri kita sendiri kerana cuai.

Tuesday, October 12, 2010

ZOO MELAKA

dia begitu ghairah untuk menonggang kuda dari rumah lagi.
 
memang sikapnya, jika dia mahu sesuatu, dia akan lakukan tanpa perasaan gementar.
 
setelah keinginannya tertunai, dia sungguh gembira dan tak henti bercerita.

Tuesday, October 5, 2010

KASIH IBU

Assalamualaikum dan salam sejahtera para pembaca budiman. Di sini saya ingin berkongsi betapa seorang ibu kreatif dalam memenuhi keinginan anak-anaknya.

Ani mempunyai 5 anak yang kesemuanya masih bersekolah. Usia anak-anaknya antara 8 ke 15 tahun. Seperti mana yang kita sedia maklum, dalam usia sebegini, pelbagai kehendak yang di idamkan. Almaklumlah, dengan gaya hidup masa kini, mahu tidak mahu, ibu bapa terpaksa bekerja keras untuk memenuhi keperluan dan kehendak anak-anak.

Ani adalah suri rumah sepenuh masa. Sedang suaminya hanya teknisyen kilang. Dengan kos sara hidup yang meningkat dari masa ke semasa dan anak-anak mereka semakin membesar, di samping hidup di lembah Kelang, maka, pendapatan suaminya hanya cukup-cukup untuk menyediakan keperluan. Itu pun nasib mereka agakbaik, kerana di belakang rumah mereka masih punya sekangkang kera tanah untuk bertanam sayur-sayuran ala kadar. Sedikit sebanyak, ianya dapat meringankan kos sara hidup.

Ani selalu tersentuh hati bila mendengar anak-anaknya kerap meminta untuk makan Mac D/KFC. Kata mereka, kawan-kawan sering bercerita tentang kesedapan makanan segera tersebut dan ditambah lagi dengan melihat iklan di TV. Sesekali,ingin juga Ani memenuhi permintaan anak-anaknya. Puas dia membuat congak perbelanjan bulanan, namun memang tiada ringgit yang berlebihan.

Dalam pada dia memerah otak, teserlah satu idea dimindanya. Setiap hari Ani akan meminta 20 sen dari setiap anaknya. Ini bermakna, setiap hari Ani dapat mengumpulkan rm 1. dan bila dikumpulkan sselama sebulan, duit yang terkumpul adalah rm 30. dari wang inilah, ani akan memenuhi permintaan anak-anaknya untuk makan makanan segera sesekali. Dan dari wang itu juga Ani membeli hadiah, jika ada antara anak-anaknya mendapat tempat pertama dalam darjah atau sekiranya ada di antara anak-anaknya yang nak mengikut rombongan sekolah.

Setakat ini Alhamdulillah, apa yang telah dilakukan oleh Ani sejak setahun lalu mendapat sokongan dari kesemua anak-anaknya. Menurut Ani, anak-anaknya gembira kerana tidak lagi ketinggalan bila kawan-kawan bercerita tentang Mac D/KFC atau hadiah hari lahir atau hadiah bila mendapat cemerlang dalam pelajaran.

Bagi anak-anak, bukanlah nilai harganya dipentingkan, tapi keseronokan menjadi keutamaan.

begitulah tingginya kasih sayang dan luhurnya hati seorang ibu yang sentiasa ingin melihat kegembiraan dan kebahgian menjadi milik anak-anak..

Monday, October 4, 2010

PENGALAMAN "MAIN KUTU"

Assalamualaikum dan salam sejahtera pembaca budiman. Dalam dua minggu lalu, kebanyakkan akhbar tempatan membicarakan tentang “main kutu”. Di sini saya tidaklah ingin membahaskan ketidak izinan undang-undang Negara kita terhadap “main kutu”, tapi sekadar ingin berkongsi pengalaman sendiri.

Sebenarnya saya sendiri tak tahu yang “main kutu” adalah salah disisi undang-undang. Miski pun, saya sedia maklum dengan akta Bank Negara yang mewajibkan setiap individu atau persatuan/pertubuhan yang membuat pengumpulan wang dari orang ramai hendaklah berdaftar terlebih dahulu. Oleh kerana “main kutu” ni telah didedahkan kepada kita sejak kecil lagi dan ianya dijalankan secara terbuka samada di pejabat, di kampong mahu pun di taman-taman perumahan. maka, pada pandangan saya, ianya tidaklah menjadi satu kesalahan di sisi undang-undang.

Dulunya saya tidaklah ambil pusing sangat dengan risiko “main kutu” ni, tapi setelah saya sendiri terjebak dengan aktiviti ini dan telah mengalami kerugian, maka, bagi pendapat peribadi saya, “main kutu tinggi risiko untuk mendapat kerugian.

Lebih kurang 15 tahun lalu, ketika saya bekerja di syarikat swasta, melihatkan kawan-kawan rancak berbincang tentang seronoknya bila tiba giliran mendapat “duit kutu” dan timbullah keinginan saya untuk turut serta. Oleh kerana terlalu teruja, saya pun menyertai dengan dua nama. Satu nama, rm 100, ini bermakna, kalau saya sertai dengan dua nama, saya akan memperolehi dua kali. Tapi seperti mana saya katakan tadi, “main kutu” tinggi risiko, maka, kerana nasib tidak menyebelahi saya dan dengan kebodohan saya, saya mengalami kerugian rm 400. kerugian akan berlaku, jika ada antara ahli yang tidak jujur dan amanah.

Sejak itu, saya telah bertekad untuk tidak terlibat lagi dengan “main kutu” atau mana-mana skim pengumpulan wang yang tidak sah. Biarlah saya menyimpan berdikit-dikit, Inshallah, jika niat baik, lama kelamaan banyak juga dan yang penting bagi saya, tidak rugi kerana ditipu. Bagi saya, Untuk menjadi penyimpan istiqamah, ianya memerlukan disiplin yang tinggi.

Thursday, September 30, 2010

TELATAH SI MANJAKU

Esok sekolah Haikal akan mengadakan majlis sambutan Aidil Fitri. Haikal begitu teruja sekali untuk menghadirinya. Seteiap hari, dia akan bertanya “ma, hari ini hari apa? Berapa hari lagi nak hari Jumaat?” setiap kali Haikal lontarkan persoalan pada mama, soalan yang sama mama akan ajukan kepada Haikal. Jadi, secara tak langsung dengan sendirinya Haikal akan mengingati nama-nama hari dengan lancer. Dan seminggu yang lalu, Haikal telah menyuruh kami menempah kek dan kuih kegemarannya untuk dibawa ke sekolah. Setiap hari juga Haikal akan mengingatkan kami agar jangan lupa turut hadir dalam majlis tersebut. “ma, mama dan papa mesti pergi masa sekolah Haikal adakan jamuan nanti ya. Jangan susah, Haikal akan ambilkan makanan untuk mama dan papa. Kalau Haikal tak boleh ambil sendiri, Haikal minta tolong cikgu ambilkan.” Mama percaya sayang, setiap apa yang Haikal katakan, pasti Haikal lakukan. Telatahmu amat mencuit hati mama. Terkadang ianya mengundang rasa sebak dalam hati, kerana dalam usiamu yang masih mentah, Haikal telah memahami situasi mama dan papa.

Saat mama menulis kesahmu, kau telah pun lena diulit mimpi indah Inshaallah. Sebut tentang mimpi, teringat mama, yang Haikal sering terjaga malam dan mengatakan Haikal mimpi itu dan ini. Selalunya apa yang Haikal mimpi, semuanya berkisar apa yang Haikal lakukan disiang hari. Dalam mengantuk, terpaksa juga mama melayan kerenahmu sayang.

Sebelum tidur tadi, Haikal telah pun memasukkan baju rayanya ke dalam beg sekolah. Kalau hari-hari biasa, baju persalinannya adalah t-shirt dan seluar track, tapi esok, dia disuruh oleh gurunya membawa baju raya. Sebelum tidur, sempat Haikal mengingatkan mama agar jangan lupa call auntie yang buat kek dan kuih untuk dibawa ke sekolah esok.

Jangan bimbang sayang, segalanya akan berjalan lancer. Inshaallah, bila Haikal bangun esok, semuanya akan tersedia seperti keinginanmu. Mudah-mudahan esok akan memberi keceriaan buatmu.

Wednesday, September 22, 2010

RESOLUSI BAYANJ

Assalamualaikum dan salam sejahtera pembaca budiman.

Di bawah ini saya lampirkan sebuah ceerpen yang bagi saya, ianya begitu simbolik sekali. Marilah kita baca cerpen ini dengan menggunakan minda dan akal. Dan bersamalah kita huraikan apa yang tersirat di dalam cerpen di bawah. tangan-tangan dan akal kita punya kuasa untuk menolak budaya kuning ini dari terus menular di kalangan masyarakat kita. So, semaikanlah didikan agama sedari anak-anak kita dilahirkan. Inshaallah, dengan didikan agama yang kuat dan berakar umbi dalam diri seseorang, segala maksiat dapat ditepis, jika masih ada Allah dalam hati.


Dipetik dari Utusan:

SASTERA
ARKIB : 22/08/2010


Resolusi Bayanj

BUKIT kering jingga itu yang semalamnya kontang, kini sudah padat. Melimpah hingga memadatinya. Berjuta-juta hitungannya. Hanya kepala nampak berceratukan.
Semuanya melolong-lolong kesukaan, hingga meleleh-leleh liur jatuh ke tanah kering yang merah jingga.

"Semua sudah ada di sini?" Datuk Paduka Seri Dog Setiusaha menjerit dari atas rostrum di puncak bukit. Luas dahinya, bulat matanya, juga teguh badannya.
Tapi mukanya sinis, petanda banyak akal pusingnya.

"Sudaaaaahhhhh!!!" jawab kepala-kepala berceratukan yang memenuhi segenap inci bukit dan padang kering itu, dengan suara yang menggempita bumi. Suara itu
bergaungan, menyebabkan debu-debu kering bergumulan terbang ke angkasa yang kering jingga juga warna rayanya.

"Bagus! Bagus! Sejak seminggu lalu kami para menteri sekalian kaum Bayanj ini telah bermesyuarat panjang. Dari terbit ubun-ubun fajar, sampai terbenam di
kaki mega. Dari terbenam di kaki mega, hingga terbit semula ubun-ubun fajar.

"Kita sudah mengira populasi kaum Bayanj di negara Malayous ini. Kita gunakan mesin kira berteknologi supernano dan radar di langit sana, maka kini kita
sudah tahu angka rasminya. Kemudian, kami para pemimpin kaum Bayanj sudah mesyuaratkan panjang lebar sepanjang seminggu lalu tentang apa yang bakal kita
laksanakan nanti. Mesyuarat yang sangat hebat, dan sangat menakjubkan.

"Jadi, hari ini kami pemimpin-pemimpin tertinggi kaum Bayanj akan mengumumkan berita-berita maha penting untuk kamu sekalian. Kamu semua mesti ada di sini
sebab masing-masing kamu mempunyai tugas untuk dilaksanakan. Tugas yang wajib, yang akan memastikan bumi Malayous ini menjadi milik kita. Faham?" soal
Dog Setiausaha yang bermuka sinis itu dengan suara bergemuruh, sambil tangannya didepakan ke sana ke mari. Suaranya yang bagaikan petir itu menggoncang
akal sekalian jutaan kaum Bayanj yang melauti bukit merah jingga.

"Hari ini adalah hari gembira untuk kita. Selaku pemimpin yang ditugaskan untuk menghitung populasi, saya umumkan di sini bahawa jumlah kita sekarang ialah
12.75 juta, iaitu hanya kurang 3.3 peratus saja dari keseluruhan penduduk negara Malayous ini.

Hak asasi

"Apakah maknanya ini? Maknanya, kita perlu cepat memulakan langkah pertama, iaitu menggerakkan hak-hak kita sebagai kaum yang dijamin hak asasinya dalam
perlembagaan negara ini! Sebab, hanya dalam sedikit masa saja, kita bukan minoriti lagi. Malah kita akan jadi majoriti. Kita lebih ramai daripada mereka.
Maka, kita akan tuntut hak kita. Dan. kita sudah pun merangkanyaaaa!!!!!!" laung Dog Setiausaha.

"Maka, mulai esok, kita akan menghantar utusan berjumpa dengan Presiden negara Malayous ini supaya kita diberi hak untuk berpersatuan, bersosial dan berhubungan
seksual sesuka kita.

"Ingat, dahulu makhluk lesbian, homoseks dan gay dikeji dan dinista. Tetapi mereka begitu berani, tidak patah semangat. Makhluk lesbian, homoseks dan gay
ini terus lancar meneruskan hubungan mereka walaupun dikeji. Lihat sekarang, akhirnya, mereka mendapat hak mereka.

"Lihatlah, mereka sudah ada persatuan. Mereka sudah ada taman-taman untuk berjumpa dan bersenggama. Sudah begitu ramai makhluk lesbian dan gay ini menjadi
orang terkenal. Mereka tidak lagi dihina, malah mereka disanjung-sanjung. Mereka dipuja-puja. Mereka jadi idola.

"Akhirnya mereka mendapat hak mereka. Mereka sudah diterima di seluruh planet biru ini. Jadi, kita kaum Bayanj pun mesti berjuang mendapatkan hak kita.
Hak untuk hidup bebas seperti lesbian, homoseks dan gay, hippies dan gipsi, bersenggama sesuaka kita, sebab kita sudah hampir menjadi majoriti."

"Dengan adanya status sebagai kaum majoriti, maka kita akan berkuasa menentukan arus politik, pegangan ekonomi dan perkembangan serta perubahan sosial.
Manusia yang menghuni gunung hijau itu akan jadi minoriti pula dan mereka mesti tunduk kepada kitaaaaaa!!!!" laung Dog Bendahari, mengakhiri ucapannya
sebagai mukadimah perhimpunan kaum Bayanj pada hari Ahad yang gemilang itu.

Sekali lagi suara lolongan bergema menerbangkan debu berpusaran ke langit jingga. Setelah itu, muncul pula Datuk Paduka Utama Dog Rehab di atas rostrum.
Dog Rehab ini rona mukanya kepalang ganas. Matanya halus tajam, terpancar licik dan cerdik. Bijak pula mengatur strategi.

Laung Dog Rehab, "Sekarang, saya akan umumkan resolusi kedua mesyuarat perdana kami. Resolusi itu ialah, kita akan runtuhkan rumah-rumah perlindungan untuk
gadis-gadis terlanjur yang sekian lama menghalang perkembangan populasi kita.

"Rumah-rumah ini mesti dibakar. Ustaz-ustaz, ustazah-ustazah, mak cik-mak cik yang mengusahakan rumah perlindungan itu mesti kita buru dan gigit badannya.
Mereka ini adalah musuh kita. Sebab, apabila mereka menyediakan tempat untuk gadis-gadis manusia melahirkan bayi haram mereka, maka akan berkuranglah perkembangan
kaum kita. Betul atau tidaaakkk!!" dia memancing perhatian.

"Betullll!" jutaan kepala berceratukan itu menyahut.

"Nah, kalau betul, apa tunggu lagi? Rumah Perkis, Kuwaja, Sukina, Annuum dan banyak lagi itu mesti dimusnahkan. Penjaganya mesti digigit badannya sampai
mati berkecai. Sebarkan penyakit kepada mereka. Kepung rumah mereka, kencing dinding rumah mereka, berak di sekeliling kediaman mereka dan kita melolong-lolong
di sekeliling rumah mereka 24 jam sehari sampai mereka ketakutan.

Loya tekak

"Apabila mereka ketakutan, mereka loya tekak dan muntah lewah, mereka tidak dapat tidur malam, mereka hidup dalam gelumang najis dan mereka menangis-nangis
sepanjang masa, mereka akan tinggalkan rumah perlindungan itu.

"Maka, rumah perlindungan itu akan terbiar dan gadis-gadis itu akan membuang bayi mereka. Dari situ, akan berkembanglah generasi kita, betul tak?!!!"

"Betullll!!! Bijakkkk!!!" jutaan kepala berceratukan itu serentak meololong kesukaan. Kini mereka sudah nampak jalannya untuk mengembangkan populasi kaum
Bayanj. Sudah jelas. Jelas bagai malar jernihnya embun.

Selepas Dog Rehab berucap sampai menyirat-nyirat urat merah di sekeliling matanya, muncul pula pemimpin ketiga, Datuk Seri Buana Dog Sperma.

"Dua resolusi yang mudah dan bijak. Sekarang resolusi ketiga mesyuarat perdana. Dengar betul-betul sebab ia ada kaitan dengan perubatan dan biologi. Untuk
pengetahuan kamu semua, kita dalam peringkat akhir menghasilkan ubat kesuburan. Ubat ini akan diberi kepada semua betina-betina bunting di kalangan kita
yang apabila mereka memakannya, mereka akan menjadi supersubur.

"Seekor betina yang bunting akan melahirkan 44 ekor bayi Bayanj. Setiap ekor bayi Bayanj yang betina pula akan mempunyai 44 tetek supaya teteknya itu akan
dapat digunakan oleh 44 jantan dan 44 bayi Bayanj. Dengan cara itu, populasi kita akan bertambah dengan berlipat kali ganda.

"Dengan itu, dalam waktu yang singkat saja, populasi kaum Bayanj akan mengatasi manusia majoriti itu dan kita akan menguasai negara Malayous ini. Bumi Malayous
ini akan penuh dengan kaum Bayanj.

"Bila ini berlaku, kaum Bayanj tidak akan dihina dan dikeji lagi. Kita akan diterima sebagai kaum yang normal, seperti kaum lesbian, gay dan homoseks. Malah
kita akan disanjung. Ibu bapa kita juga akan dipuja. Kita semua akan diberi tempat dan kita akan bercakap atas dasar hak asasi!!!!!"

"Betullll!!! Betullll!" jutaan kepala yang berceratukan itu melolong-lolong lagi. Debu kian banyak mengabusi bukit dan padang yang kering jingga. Kelihatannya
jutaan kepala berceratukan itu sudah tidak sabar lagi menanti hari esok, tambahan pula apabila melihat seorang lagi cendekiawan mereka kini muncul di rostrum.

Ya, itulah jantan paling bijak, paling licik, paling banyak menghasilkan bayi-bayi Bayanj. Ya. wajahnya tampan dan manis. Senyumannya lembut. Rona mukanya
bersih seperti ulama kaum manusia di Gunung Hijau. Tutur katanya sangat sopan, ayatnya tersusun rapi, penuh puji-pujian, penuh kasih sayang, mulus, kudus,
suci bersih dan bening.

Tetapi. hahahaha. inilah muka jantan paling bijak memperdaya dan membuntingkan ribuan betina, termasuk yang bergelar bini. Jantan ini ialah Tuan Sri Dog
Juan, si pakar perkembangan populasi. Sejak puluhan tahun lalu, Dog Juanlah yang membuat perancangan demi perancangan untuk mengembangkan kaum Bayanj.
Tapi Dog Juan ini pakar dalam bidang yang ada tali dan jaring kaitan dengan senggama saja. Bidang lain, Dog Juan tidak arif sangat.

Asalnya Dog Juan ini namanya DogGoda, tetapi disebabkan kelicikannya memperdaya dan membuntingi Bayanj-bayanj betina, berlakon dengan wayang muka baik dan
ayat-ayat cintanya, maka dia digelari Dog Juan, sempena nama seorang lelaki penggoda dalam kalangan rakyat manusia di Gunung Hijau.

Dog Juan memerhati segenap ruang bukit kering jingga. Setelah semuanya mengunci bibir, Dog Juan pun mengumumkan resolusi keempat mesyuarat perdana itu.


"Tadi kita sudah dengar tiga resolusi. Satu tentang hak. Kedua tentang serangan hendap. Ketiga tentang perubatan. Dan sekarang yang terakhir, dari saya,
Dog Juan. Resolusi keempat ini sangat mudah. Kamu semua semua pasti suka untuk melakukannya."

"Apa dia, juaaannnn!!!" tanya jutaan kaum Bayanj di kaki bukit dan padang kering jingga, tidak menyempat-nyempat lagi.

melaporkan

"Begini, kalau kita baca akhbar mereka baru-baru ini, ada menyebut sejak tahun 2000 sampai tahun 2009, telah lahir lebih 257,000 bayi manusia luar nikah.
Akhbar mereka juga melaporkan, dalam masa 17 minit 17 saat, lahir seorang bayi manusia luar nikah di Gunung Hijau sana.

"Kebanyakannya pula, kata akhbar mereka, adalah dari kalangan kaum Melayu. Ini bererti, pekung sudah terbuka. Budaya kita sudah mereka terima, tetapi mereka
lakukannya senyap-senyap.

"Ingat ya, dulu mereka keji hina kaum gay dan lesbian, sekarang mereka sudah terima. Sudah ada berpuluh-puluh ribu gay dan lesbian di kalangan mereka. Malah
sudah ramai gay dan lesbian ini jadi manusia terkenal, disanjung dan diidolakan.

"Jadi, kita kena buat serangan secara besar-besaran dan kita perkenalkan budaya kita secara terus terang!"

"Budaya apa, juuaaannnn???" terdengar seorang daripada kaum Bayanj itu bertanya, tidak menyempat-nyempat juga.

"Budaya mengawan! Hahaha!! Mulai hari ini, kita kena masuk ke setiap inci kawasan kaum manusia itu, kemudian kita mengawanlah di mana-mana saja yang kita
suka. Paling penting, kita mengawan di depan anak-anak muda mereka. Pergi ke tempat menunggu bas. Kalau nampak ada anak muda mereka, tidak kira berseorangan
atau berdua-duaan, terus kita mengawan.

"Pergi ke pagar sekolah mereka. Mengawan di situ, biar semua pelajar di sekolah itu ghairah melihat kita mengawan. Pergi ke taman-taman bunga, mengawan
di tempat yang paling ramai orang. Di tepi-tepi jalan pun kamu mesti mengawan supaya perbuatan kita itu dapat melibur hati mereka, terutamanya anak-anak
muda mereka.

"Pendek kata, kita mengawan sepanjang masa, di hadapan mereka. Strategi ini sangat mudah sebab ia dapat merangsang syahwat anak-anak muda kaum manusia itu.
Jangan takut, sekarang pun anak-anak muda itu sudah pandai mengawan di bawah pokok, di atas motosikal, atas tangga, di dalam sekolah, di tepi surau, di
tepi masjid, di dalam bas dan di dalam LRT. Mereka takkan marah, malah mereka suka kalau dapat tengok kita mengawan, sebab mereka memang suka budaya kita.

"Sekarang pun mereka sudah pandai mengawan beramai-ramai serentak. Sekarang pun anak-anak muda kaum manusia itu sudah pandai tukar-tukar pasangan, tunjuk-tunjuk
anu pada jantan, senggama dengan adik dan kakak, rakamkan pula dengan video, masuk telefon, masuk komputer, bukankah itu semua asalnya budaya datuk nenek
kita, kaum haiwan? Ertinya, memang mereka sudah terima budaya kaum kita, cuma kita yang tidak sedar!

"Nanti kami akan berikan ubat pengasih dari kayu cenuai dan balabaq, yang apabila kita semua memakannya, akan timbull rasa kasih pada orang yang melihatnya.
Kemudian, apabila kita mengawan, anak-anak muda kaum manusia itu juga akan ikut sama mengawan macam kita. Mereka akan mengawan bawah pokok tanpa segan
silu atau sembunyi-sembunyi lagi. Nanti anak-anak muda ini akan jadikan pula aktiviti mengawan di tempat terbuka sebagai budaya baru kaum manusia. Mereka
akan jadikan itu hak asasi mereka. Dengan itu, akan bertambahlah bayi di kalangan mereka, dan kebanyakan bayi ini akan mereka buang sebab sudah tidak ada
lagi rumah perlindungan.

"Bayi-bayi yang mereka buang itulah yang akan kita makan, lahap dan telan lumat-lumat. DNA mereka akan menyerap dalam diri kita dan apabila kita mengawan,
maka akan lahirlah 44 bayi baru kaum Bayanj. Lagi banyak mereka buang bayi mereka, lagi banyak yang akan kita makan, dengan itu akan lagi bertambah banyaklah
lahir kaum Bayanj. Bagaimana, setujuuuuuuu???"

"Setujuuuuu!!!!" jutaan kepala berceratukan itu menyahut dengan melolong-lolong begitu galak sekali. Bijak, Dog Juan ini memang bijak!

Selesai si Dog Juan berucap, Datuk Perdana Agung Dog Perdana Menteri pula muncul di atas rostrum di puncak bukit kering jingga itu, langsung disambut dengan
lolongan paling menggempita.

"Hahaha." Datuk Paduka Agung Perdana Menteri ketawa besar. "Kita kena mulakan usaha kita secepat mungkin. Kita kena pastikan negara Malayous ini dipenuhi
dengan kaum Bayanj.

"Kita mesti jajah bumi Malayous ini! Kita sudah hampir melangkau angka majoriti, maka kita mesti serang mereka! Serang! Serangggg!! Seraaanngggg!!" laung
Dog Perdana Menteri. Suaranya paling mengocak bukit kering jingga. Seluruh bukit itu bergegar. Bergegar dengan taufan semangat juga api syahwat haiwaniah.

Lalu, pada hari itu, selepas menutup perhimpunan tersebut dengan lolongan umpama guruh, jutaan kaum Bayanj itu pun berjalan dengan empat kaki mereka, dengan
wajah serupa manusia, melolong-lolong, menggonggong-gonggong, mengencing-ngencing sambil mengangkat satu kaki dan mengawan-ngawan di bawah pokok. Mereka
terus melangkah tanpa henti kerana perjalanan ke kawasan manusia di Gunung Hijau memakan masa sehari.

Maka juga, bermula esok akan bersemaraklah budaya baru dalam kalangan kaum manusia di bumi Malayous, secara rasmi, iaitu budaya anak-anak muda mengawan
secara terbuka, dan kemudian membuang bayi-bayi mereka untuk dimakan oleh...!!! Dan esok juga bakal menjadi titik mula bumi Malayous itu dipenuhi dengan
kaum Bayanj.

Ya, esok. Esok. Lihatlah apa yang akan berlaku esok...

Tuesday, September 21, 2010

PERJALANANKU

Khamis 9th Sept. 2010

Hari ini, disebbelah petang nanti, aku, suami dan Haikal akan bertolak balik kampong. Seperti tahun-tahun lalu, kami akan beraya di rmah orang tua suamiku di negori Sembilan. Alhamdulillah, pada tahun ni, raya kedua nanti, kami akan pulang ke Terengganu pula. Jadi, disebelah pagi ni, aku agak sibuk mengemas pakaian yang akan dibawa pulang. Sudah menjadi kebiasaanku, setiap kali pulang beraya, aku akan menggosok semua pakaian yang akan dipakai dipagi raya sebelum pulang. Aku berbuat begitu, kerana aku tidak mahu berebut-rebut dengan ipar duai. Maklumlah, di rumah orang tua suamiku, strika hanya sebuah sahaja. Sedang suamiku mempunyai 8 adik beradik kesemuanya. Kalau sebuah keluarga mempunyai 3 ke 6 anak, jadi, sudah pasti sesebuah keluarga mengambil masa yang lama untuk memegang strika.

Dalam pada aku sibuk kemas mengemas, telatah Haikal tetap menjadi perhatianku. Dia juga sibuk memilih baju untuk dibawa pulang. Waktu aku nak menggosok Furtahnya, dia sibuk bertanya itu dan ini. Tahun ini adalah tahun pertama kami buatkan Haikal furtah. Antara persoalan yang dilemparkan padaku, “mama, baju ni, orang Arab suka pakai kan ma? Tapi kenapa mama papa buat untuk Haikal pula. Haikal dan papa bukan orang Arab pun.” Terkial-kial aku nak cari jawaban. “walau pun baju ni, orang Arab yang suka pakai, tapi ianya universal. Sesiapa pun boleh pakai. Hanya nak tak nak saja. Kan Haikal pakai nampak cantik. Haikal nampak cantik tak kat badan Haikal?” “cantik juga.” Jawab si kecilku selamba. Masa aku tengah sibuk inilah, dia nak mencubanya berkali-kali. Haikal, tahun ini lebih serius nak menyambut raya berbanding tahun-tahun lalu. Tahun ini juga, seratus peratus pakaian dan kasut raya, Haikal pilih sendiri.

Jam 5.30 petang, kami mula bertolak dengan menumpang kereta kawan suamiku. Kalau tahun-tahun lalu, kami balik dengan menumpang kereta adik iparku, tapi tahun ini dia beraya di Kelantan. Kami selamat sampai di kampong, dekat pukul 9.00 malam.

Di halaman rumah, anak-anak buahku sibuk bermain bunga api. Turun saja kami dari kereta, kami diserbu. Masing-masing berebut-rebut nak mengangkat beg pakaian dan barangan yang kami bawa. Dengan sekelip mata saja, semuanya selesai. Setelah mengucapkan terima kasih kepada kawan suamiku, dia pun berlalu. Diajak singgah ke rumah, dia enggan, katanya, ingin segera jumpa orang tuanya.

Sabtu, 11th Sept.

Sabtu, raya kedua kami dah bertolak pulang semula ke KL. Nasib kami agak kurang baik pada hari itu. Perancangan untuk dapatkan tiket bas jam 12.00 tengah hari tak kesampaian kerana telah habis dijual. Jadi, mahu tak mahu, terpaksalah kami beli tiket bas jam 1.30. nampaknya terpaksalah kami bersampao/bersantai kat stasyen bas tu dua jam setengah. Untuk megelakkan si kecil kami dari meragam, terpaksalah diikutkan saja kehendaknya. Hamper rm 50, Haikal pao papa dia untuk belikan buku-buku komik.

Alhamdulillah, tepat jam 1.30, seperti yang dijanjikan, kami pun meniki bas, dan kami tiba kat KL pukul 4.00 petang. Kami tak punya banyak masa untuk berehat-rehat kat rumah. Sampai kat rumah, kami hanya sempat solat, tukar pakaian dan tukar beg pakaian. Beg yang penuh bearisi baju kotor aku tinggalkan begitu saja. Jam 6.00, kami bertolak ke Subang airport pula untuk meneruskan perjalanan ke Terengganu di mana terletak kampong halamanku.

Alhamdulillah, dengan izin Allah penguasa seluruh alam, segalanya berjalan lancer. Kami tiba di rumah orang tuaku pukul 9.00 malam.

Selasa, 14th Sept.

Setelah tiga malam, kami di Terengganu, hari ini, tibalah masa untuk aku berpisah kembali dengan orang tuaku. Seperti dulu-dulu, saat salam bersalaman, peluk memeluk, aku dan ibu bercucuranlah airmata. Memandangkan flight kami jam 4.30 petang, jadi, pukul 3.15 aku terpaksa meninggalkan rumah orang tuaku. Abang dan keluarganya dengan suka rela menghantar kami ke airport Sultan Mahmud.

Waktu di dalam kereta, Haikal sibuk baertanya, “mama, kenapa mama dan Uwan menangis masa peluk-peluk tu?” “yalah, Uwan tu kan ibu mama. Kalau Haikal nak pisah dengan mama, Haikal sedih tak?” “mestilah sedih. Tapi Haikal tak nak pergi jauh dari mama. Haikal nak mama, papa.” “tahu pun. Macam tulah dengan mama.” Yang lain hanya gelak dengan pertanyaan Haikal.

Tepat jam 4.30, kapal mula mengembangkan sayapnya untuk meninggalkan landasan. Ini juga bererti aku kembali meninggalkan tanah kelahiranku. Selamat tinggal halamanku, selamat tinggal ayah dan ibu tercinta. Tepat pukul 6.00 kami selamt tiba di rumah (sweet home).

Alhamdulillah, aku bersyukur, percutian raya kali ini amat memuaskan. Aku dapat bertemu kesemua adik beradikku dan kedua insan tersayang. Dan Alhamdulillah, sepanjang cuti raya, Haikal diberi kesihatan yang memuaskan walau pun dalam perjalanan yang panjang dan jauh. Dia juga tidak seperti sepupu-sepupunya, yang merengek-rengek mninta belikan bunga api. Haikal ku lihat tak kesah. Dia seolah-olah tak berminat. Entahlah, samada dia belum tahu bermain atau memang tak berminat. Dia sekadar memandang gelagat sepupu-sepupu yang sebaya. Mudah-mudahan biarlah dia berterusan begitu, taklah membazir duit mama papanya kelak. Hahaha.