assalamualaikum dan salam sejahtera.
mudah-mudahan di laman yang tak seindahnya ini dapat memberi munafaat miski secebis cuma. inshaallah.

Wednesday, July 28, 2010

LEMON

Assalamualaikum dan salam sejahtera para pembaca budiman. Article di bawah amat menarik perhatian saya. Maka dengan rasa senang hati, saya ingin berkongsi dengan kalian apa yang terkandung dalam article di bawah. Bagi saya, segala apa yang tertulis di dalam article di bawah, amat praktikal dan bukannya teori semata-mata. Saya berkata demikian, kerana saya dan keluarga telah pun mengamalkan pengambilan minuman lemon setiap pagi. Setelah sebulan kami mengamalkannya, dengan izin Allah, hasilnya amat memberansangkan.

Top 10 Health Benefits of Lemon Water
Many people often love the tarty flavor of lemon juice in their dishes. But have
you ever wondered that you can put this lemon juice to many more good uses than
this? Yes! There are enormous benefits of lemon juice and water in your everyday
life. You simply need to arm yourself with relevant knowledge and you would soon
start valuing this amalgamation more than ever.
Lemon is an inexpensive, easily available citrus fruit, popular for its culinary
and medicinal uses. It is used to prepare a variety of food recipes such as
lemon cakes, lemon chicken and beverages like lemonade and lemon-flavored
drinks. It is also used for garnishing. Lemon juice consists of about 5% citric
acid that gives a tarty taste to lemon. Lemon is a rich source of vitamin C. It
also contains vitamins like vitamin B, riboflavin and minerals like calcium,
phosphorus, magnesium as well as proteins and carbohydrates. Lemon is generally
consumed in the form of lemon juice or lemon water. Lemon water makes a healthy
drink, especially when taken in the morning. Daily consumption of lemon water
provides a number of health benefits like:
Good for stomach

Lemon can help relieve many digestion problems when mixed with hot water.
These include nausea, heartburn and parasites. Due to the digestive qualities
of lemon juice, symptoms of indigestion such as heartburn, bloating and
belching are relieved. By drinking lemon juice regularly, the bowels are aided
in eliminating waste more efficiently. Lemon acts as a blood purifier and as a
cleansing agent. The intake of lemon juice can cure constipation. It is even
known to help relieve hiccups when consumed as a juice. Lemon juice acts as a
liver tonic and helps you digest your food by helping your liver produce more
bile. It decreases the amount of phlegm produced by your body. It is also
thought to help dissolve gallstones.
Excellent for Skin Care

Lemon, being a natural antiseptic medicine, can participate to cure problems
related to skin. Lemon is a vitamin C rich citrus fruit that enhances your
beauty, by rejuvenating skin from within and thus bringing a glow on your
face. Daily consumption of lemon water can make a huge difference in the
appearance of your skin. It acts as an anti-aging remedy and can remove
wrinkles and blackheads. Lemon water if applied on the areas of burns can fade
the scars. As lemon is a cooling agent, it reduces the burning sensation on
the skin.
Aids in Dental Care

Lemon water is used in dental care also. If fresh lemon juice is applied on
the areas of toothache, it can assist in getting rid of the pain. The massages
of lemon juice on gums can stop gum bleeding. It gives relief from bad smell
and other problems related to gums.
Cures Throat Infections

Lemon is an excellent fruit that aids in fighting problems related to throat
infections, sore throat and tonsillitis as it has an antibacterial property.
For sore throat, dilute one-half lemon juice with one-half water and gargle
frequently.
Good for Weight Loss

One of the major health benefits of drinking lemon water is that it paves way
for losing weight faster, thus acting as a great weight loss remedy. If a
person takes lemon juice mixed with lukewarm water and honey, it can reduce
the body weight as well.
Controls High Blood Pressure

Lemon water works wonders for people having heart problem, owing to its high
potassium content. It controls high blood pressure, dizziness, nausea as well
as provides relaxation to mind and body. It also reduces mental stress and
depression.
Assist in curing Respiratory Disorders

Lemon water assists in curing respiratory problems, along with breathing
problems and revives a person suffering from asthma.
Good for treating Rheumatism

Lemon is also a diuretic and hence lemon water can treat rheumatism and
arthritis. It helps to flush out bacteria and toxins out of the body.
Reduces Fever

Lemon water can treat a person who is suffering from cold, flu or fever. It
helps to break fever by increasing perspiration.
Acts as a blood purifier

The diseases like cholera or malaria can be treated with lemon water as it can
act as a blood purifier.
How much should I drink?
In case you are in good health and weigh 70 kg or less, it is advisable for you
to have juice of one-half of the lemon squeezed into one glass of water, twice
daily. However, if you weigh more than 70 kg, juice of one whole lemon in a
glass of water should be preferred. For maximum benefit, this mixture should
also be taken two times a day, though you may dilute more lemon juice according
to your taste if you wish.
Do not just remain oblivious to the gifts of nature such as this, for you should
always try to make the most of them. So, make it a part of your daily routine to
drink a glass of warm lemon water in the morning and then open your gateway to
enjoy its health benefits.

Tuesday, July 27, 2010

BUAT TATAPAN BUAH HATI

Assalamualaikum.

Buat tatapan buah hatiku. Saat mama menggerakkan jejari di atas keyboard, kau tiada di sisi. Pastinya kau saat ini ceria menimba ilmu dari gurumu bersama rakan sebaya.

Sayangku, tahukah kau, setiap langkahmu teriring doa ikhlas dari mama. Sungguh bahagia hati ini, melihat tawamu. Sungguh bangga hati ini, melihat kepetehanmu berbicara. Sungguh tersentuh hati ini, mendapat pujian dan pertolongan darimu. Dan tahukah kau, sungguh gementar hati ini, melihat air mata jatuh dari kelopak matamu.

Sayangku, dengan kekurangan yang ada pada mama, terasa begitu mencabar sekali untuk membesarkanmu. Akal cilikmu terlalu pantas berlari. Terkadang pertanyaan yang kau lontarkan tak terjawab dekmama disebabkan pancaindra pengelihatan mama tidak berfungsi. Mama tahu, kau maklum itu, namun dek kerana rasa ingin tahumu yang meluap-luap, kau terlupa seketika. Tapi bilamana matamu beralih ke wajah mama, kau seperti memahami, lantas cuba sedaya upaya men describe kan rupa bentuk agar dapat mama mengagak. Terima kasih sayang, dan maafkan mama kerana terlalu cepat mendewasakan mindamu.

Sayangku, mungkin saat ini kau tak memhami bait-bait ayat yang mama lahirkan di sini. Namun mama percaya tika usia menginjak remaja, kau akan mula memahami segalanya. Betapa mama dan papa mengasihimu.

Thursday, July 22, 2010

TERKEJUT BEROK ATAU TERKESIMA?

Assalamualaikum dan salam sejahtera para pembaca budiman. Tulisan di bawah sekali-kali tidak dipengaruhi oleh mana-mana pihak atau sama sekali bukan bertujuan memburukkan mana-mana pihak.

Aduh aduhh aduh, aku rasa seluruh masyarakat termasuklah aku terperanjat berok atau bahasa puitisnya terkesima dengan kenaikan ops bukan kenaikan, bahasa selindung penarikan subsidi harga gula yang bagi aku keterlaluan.

25 sen tu tinggi bagi keluarga besar yang punya pendapatan 2 K ke bawah. Ini bererti harga gula sekarang ni rm1.90 sekilogram. Nampaknya untuk menjimatkan gula dan agar takterdedah dengan dibetis, kena minum air manis seminggu sekali aje lah. Itulah alas an yang diberikan oleh berisan pemerintah. Agar rakyat terpelihara dari dibetis, maka subsidi harga gula perlu ditarik balik. Mudah-mudahan dengan langkah ini, kesihatan masyarakat lebih terjaga.

Entahlah aku pun tak faham, terkadang kita punya ilmu yang tinggi, tapi masih cetek pemikiran. Kalau macam aku ni tak apalah jugak, sebab sekolah tak ke mana, maka sudah tentulah ilmu tak tinggi. Oleh kerana aku sedar ilmu aku tak tinggi, maka aku suka membaca. Dari membaca, banyak yang dapat diteroka dan semakin hari, kian bertambahlah ilmu boleh aku kutip.

Dari pembacaan aku dan itulah yang pernah diberi tahu padaku oleh doctor, Seseorang yang terdedah kepada dibetis, adalah mereka yang banyak mengambil karbohidrat. Seperti mana kita tahu, bahawa makanan asasi Negara kita adalah nasi. Nasi mengandungi karbohidrat yang tinggi. Maka,jika ianya diambil berlebihan dalam satu hari dan dalam kadar kuantiti banyak pada satu-satu masa, inilah yang menyumbang kea arah dibetis. Sedang kita memasukkan gula kedalam air minuman bukanlah banyak sangat. Kalau untuk secawan air, kita hanya perlu masukkan sesudu kecil sahaja. Tak tahulah aku, jika ada diantara kita yang boleh masukkan sesudu besar gula ke dalam secawan air.

Karbohidrat melalui proses yang lama untuk ditukarkan menjadi glukosa, kemudian dari glukosa akan diproses menjadi gula. Gulalah sumber tenaga kita. Mengikut kajian, sekurang-kurangnya nasi mengambil 4 jam jangkamasa untuk menjadi gula. Dan sumber tenaga ini jika tidak digunakan, ia akan masuk ke dalam darah yang lama kelamaan menjadikan kita pengidap dibetis.

Kebanyakkan kita mengambil karbohidrat pagi, tengah hari dan malam. Setelah menikmati hidangan malam yang berkarbohidrat tinggi, 1 atau 2 jam kemudian, kita pun mula mengantuk lantas dibuai mimpi. Dalam masa singkat itu, proses penghadaman belum pun selesai, apatah lagi nak menggunakan sumber tenaga yang terhasil dari karbohidrat tadi.

Bagi aku, cara hidup beginilah yang menyumbang kepada dibetis. Tapi kasihan gula. Ia sering dipersalahkan. mungkin ada pun sumbangan gula tehadap dibetis, setelah bahan itu dimasukkan ke dalam makanan yang mengandungi karbohidrat, maka dengan ini makanan tersebut sudah menjadi berganda gulanya. Lantas dengan summbangan yang sedikit,sekali lagi gula dipersalahkan seratus peratus.

Apa pun, segalanya telah terjadi, sebagai rakyat kerdil terima aje lah. Suara-suara gah berbunyi pun tak didengar, apatah lagi suara aku yang sekuat suara semut. Hahaha, aku pun tak pernah dengar suara semut. Tepuk dada Tanya selera. Masing-masing punya kuasa ditangan.

Wednesday, July 21, 2010

UJIAN PART 1

“maafkan lia bang, kerana tak mampu menghasilkan buah cinta untuk abang.” Kata-kata itu sering terdetak dalam hati Alia Najwa setiap kali merenung gambar lelaki kesayangannnya. Sudah hamper setahun lelaki itu kembali ke sana, namun Alia masih merasakan kehadiran Azim Firdaus di sisinya. Masih tergambar jelas di ingatan betapa lelaki itu gembira bila menerima berita yang mereka bakal menjadi mama dan papa. Almaklumlah telah hamper 5 tahun mereka bersama. Miski mereka saling menerima ketentuan ilahi, namun mereka tak pernah lekang dari berdoa kehadrad ilahi agar diberi permata buat hiasan dalam hidup mereka.

***”terima kasih Lia, kerana bakal menghasilkan buah cinta untuk abang. Abang mahu kita sama-sama menjaga buah cinta kita ni sebaik mungkin. Lia mesti ikut segala arahan doctor demi buah cinta kita.” Lembut Azim menuturkankata sambil memeluk mesra Alia Najwa. “inshaallah bang. Lia akan mengutamakan kesihatan buah cinta kita dari segalanya. Lia tahu kita sama-sama mendambarkan sebutir permata.” Balas Alia manja. “mudah-mudahan Allah kabulkan niat suci kita Lia.” Sambil berkata Azim Firdaus menadah tangan memohon kehadrat ilahi.

***“hello, ini encik Azim? Saya Arif kawan Alia, isteri encik.” “ya, saya bercakap. Ada apa dengan isteri saya?” “jangan cemas Encik Azim. Isteri awak telah kami hantar ke hospital kerana tumpah darah setelah terjatuh tangga tadi.” “astaghafirullah. Kat hospital mana dia sekarang?” Tanya Azim firdaus dengan cemas. “dia kat hospital AP medical center.” “baik saya ke sana sekarang. Terima kasih.”

***”maafkan lia bang, kerana tak dapat mempertahankan buah cinta kita. Lia tahu abang kecewa.” Kata Alia sambil menangis. “sudahlah Lia, ni semua bukan kehendak kita. Ingatlah segalanya telah ditentu untuk kita. Abang redha Lia. Jadi, abang mahu Lia pun terima dengan hati rela.” Azim masih mampu memujuk isterinya miski hatinya sendiri sedikit terkilan dengan peristiwa itu. Tapi dia sedar segalanya ditangan Yang Maha Esa. redha dengan ketentuan adalah penawar yang paling mujiarab saat ini.

***Hari ini genap 7 tahun mereka bersama. Mereka merasakan sangat bahagia dan bersyukur kerana Allah telah menghadiahkan sebutir permata yang sangat indah. Peristiwa dua kali Alia keguguran tidak lagi menghantuinya. Alia Najwa telah selamat melahirkan seorang putra yang cukup sifat dan sihat pada pandangan mata. Berbaloi rasanya segala pengorbanan Alia dan Azim sepanjang mengandungkan putra mereka. Selama 6 bulan Alia terpaksa tinggal di ward atas alasan dia tidak langsung boleh melakukan sebarang pekerjaan dan banyak bergerak dan kandungannya perlu diawasi doctor kerana rahimnya tidak kuat untuk menampung janin yang semakin membesar. Sementara Azim tetap setia menemaninya setiap hari selepas waktu kerja. Selama 6 bulan mereka bagaikan berumah tangga di hospital. 6 bulan di wad, bermakna puluhan ribu ringgit bill yang terpaksa dijelaskan Azim. Tapi itu semua hilang begitu saja bila menatap buah cinta mereka, terhasil dari cinta suci yang selama ini terjalin.

Alia dan Azim sepakat menamakan putra mereka Noor Farhan (cahaya kebahgian). Kini Farhan sudah menjangkau 3 bulan. Pada usia dua bulan pertama, Farhan sepertimana baby normal,aktif dan kuat menusu. Atas kehendak Allah Yang Maha Besar, dalam usia Farhan 3 bulan, dia tidak lagi seaktif dulu dan mula diserang demam yang berlarutan. “bang, apakah kita diuji lagi? Atau mungkinkah ini suatu kifarat buat Alia atas kesalahan lalu?” “sudahlah Lia, jangan meratapi nasib. Kita sebagai mama papa, berusha sajalah agar Farhan terus dipinjamkan kepada kita hingga akhir nafas kita. Azim cuba menenangkan hati Alia miski hati sendiri tidak keruan. Dia juga seperti Alia, takut akan segala kemungkinan.

Mujurlah Alia telah mengambil keputusan untuk berundur dari kerjayanya. Memang dia berniat setelah lahir buah cinta mereka ke dunia, dia akan menjaganya sendiri. Alia ingin membesarkan permata hatinya dengan tangannya sendiri. Suaminya Azim Firdaus amat berbesar hati sekali dengan keputusan yang diambil isterinya. Baginya soal perbelanjaan hidup tak menjadi masalah. Sebagai seorang Senior Aketek di sebuah syarikat swasta, pendapatannya sudah cukup untuk menanggung dan memberi kemewahan dalam keluarga. Jadi, bilamana Farhan sedang mengalami masalah kesihatan kronik,, dapatlah Alia sentiasa disisinya tanpa memikirkan soal kerja yang bakal dibebankan kepada orang lain.

Sungguh terharu hati Alia dan Azim mengenangkan buah cinta mereka yang masih putik, terpaksa menanggung penyakit kronik dan sentiasa keluar masuk hospital. Pun begitu,mereka masih memanjat rasa syukur kepada Yang Esa kerana memberi mereka peluang merasa betapa bahagia menjadi mama papa. Dalam kepayahan, Farhan terus membesar miski tidak selincah baby normal. Kini Farhan telah pun menjangkau 6 bulan, namun dia masih tidak boleh melakukan apa-apa.

Terkesima Alia dan Azim bila mengetahui bahawa darah permata hati mereka dicemari virus Hepatitis. “maaf encik Azim dan puan Alia, nampaknya baby kalian menghidapi hepatitis.” Ujar Dr. Lim, pakar piadetrik yang merawat Farhan. Azim dan Alia saling berpandangan tanpa kata. Kedua-dua mereka faham, hepatitis hanya boleh dijangkiti melalui darah. Ini bermakna darah kedua-dua mereka telah tercemar dengan virus itu. Alia cepat menundukkan wajahnya. Tak sanggup untuk bertentang mata Azim yang penuh tanda Tanya. Di mata Alia sudah mula bertakung manik-manik jernih yang bakal gugur bila-bila masa. Alia terasa amat bersalah kepada suaminya kerana tak dapat menghasilkan buah cinta yang sihat dan segar buat lelaki kesayangannya. Demi melihat suasana emosi pasangan suami isteri itu kurang stabil, Dr. Lim cuba mengawal keadaan. “bertenanglah kalian berdua, yang penting sekarang ni, kita perlu memikirkan peluang untuk menyelamatkan baby kalian. Sekarang ni bukan masa untuk kita mencari punca. Fikir positif dan tumpukan perhatian kepada baby anda berdua.” Azim tertunduk malu mendengar kata-kata dari Dr. lim. Kini dia pasrah lantas keluar dari ruang emosi yang tidak stabil untuk menjadi lelaki islam yang punya pegangan. Azim lantas memegang bahu Alia sambil memujuk “lia, jangan menangis sayang. Dalam soal ni, tiada siapa yang bersalah. Abang tetap dengan kata-kata abang dulu, kita tetap bersama walau dalam apa situasi sekali pun. Itu janji abang pada Lia. Kecuali ditakdirkan Allah abang pergi dulu. andai itu kehendaknya, maka takdapatlah abang tunaikan janji lagi.” Demi melihat Azim yang sudah stabil emosinya, Dr. Lim meminta diri untuk berlalu dari wad yang menempatkan Farhan, baby pasangan itu. Sambil memeluk Azim, Alia melepaskan tangisannya. “maafkan lia. Lia sendiri tak tahu bagaimana semua ini berlaku. Kesian Farhan, menjadi mangsa dari kecuaian Lia.” Alia terus menyalahkan dirinya.

Sudah seminggu Farhan dimasukkan ke wad, namun demamnya masih takmenunjukkan tanda untuk pulih. Malah semakin hari Farhan kelihatan semakin tenat. Mama dan papanya bergilir-gilir meribanya. Mereka bagaikan tak mahu melepaskan Farhan bersendiri biar pun sesaat. Sekali lagi Azim terpaksa berlulang alik dari hospital ke tempat kerjanya.

”ya Allah, andai ini kifarat buatku, aku terima dengan redha. Namun aku bermohon padamu Ya Agung, ampunilah segala dosa yang telah aku perlakukan selama ini. Kasihanilah putra kami. Andai dia bukan milik kami, aku rela untuk kau menarik dia dari kami. Aku takmampu melihat penderitaan yang ditanggung putra kami. Farhan terlalu lemah untuk menanggung kifarat ke atas dosaku. Ya Allah,Ya Rabul Alamin, aku benar-benar bermohon simpati dan belasmu untuk melepaskan putra kami dari bebanan ini. Ampunilah dosa-dosa kami Ya Allah.” Itulah doa Alia dan Azim setiap kali selesai solat.

Seperti biasa sebelum ke tempat kerja, Azim akan memeluk dan mencium Farhan. hari itu, hati Azim benar-benar sayu melihat putra mereka yang amat pucat takberdaya. Malam tadi Farhan diserang sawan lagi. semalam agak serius dan lama berbanding selalu. Pagi ini, menyusu pun Farhan tak berdaya. “lia, kalau ada apa-apa,cepat call abang ya. Inshaallah tengah hari nanti abang datang. Abang rasa hari ni, abang ambil cuti separuh hari aje. Tak sedap benar rasa hati abang ni.” Azim meluahkan rasa hatinya sambil meletakkan Farhan keribaan Alia. Alia hanya menggangguk sambil mencium tangan suaminya.

***di pejabat, Azim benar-benar resah. Segala kerja yang dibuat tak menjadi. Demi menenangkan hatinya, Azim berselawat dan bertasbih berulang-ulang kali. Sambil duduk meredakan ketidak keruannya, Azim terpandang akan kotak yang berisi buku-buku lama. Tergerak hatinya untuk melihat isi di dalamnya. Perlahan Azim membuka kotak dan mengeluarkan satu persatu buku dan kertas sambil membaca sekali lalu tajuk yang tercatat dihadapan. Saat matanya terpandang buku derma darah, cepat tangan Azim mengambil dan membuka helaian demi helaian. setiap helaian penuh tercatat tarikh dia membuat pendermaan. Semua tarikh itu menunjukkan tika dia masih bujang. Kini Azim tersedar, dah terlalu lama dia tak menderma darah. Tatkala jejarinya menyingkap helaian demi helaian, sehelai kertas putih terjatuh dari celah-celah helaian. lantas Azim mengambil kertas tersebut dan membaca catatan di atasnya. ‘Tabung Darah Negara, Jalan Tun Razak, Kuala Lumpur. ‘tuan, darah tuan tidak selamat untuk didermakan kerana telah tercemar virus’. Berderau darah Azim tika menatap perkataan ‘virus’. Dengan gementar dia terus membaca. ‘tuan dikehendaki buat pemereksaan lanjut di hospital berdekatan’.

Terasa terhenti denyutan jantungnya seketika. “ya Allah, mengapa aku terlalu lalai. Sekarang, anak dan isteriku terancam. Maafkan abang Lia. Maafkan papa Farhan sayang. Kerana kecuaian papa, Farhan menjadi mangsa.” Panjang Azim bergumam dalam hati. Menitis airmatanya dihimpit rasa bersalah. Diamati tarikh yang tercatat, 11th Ogos. 1996. itulah kali terakhir Azim menderma darah.

Sedang fikiran Azim berkecamuk, HP nya berbunyi. Azim tahu bunyi alunan suara Alia, menandakan panggilan itu dari isterinya. Menggigil tangan Azim saat menekan butang answering. “hello Lia, ada apa dengan Farhan?” gementar suara Azim ditelinga Alia. “bang, Farhan telah dibawa ke ICU. Dia sawan lagi.” Penuh kesyahduan suara Alia kedengaran di telinga Azim. “lia, ingat Allah Lia. Tunggu abang, abang ke sana sekarang.” Azim masih cuba menenangkan isterinya, biar di dalam hati sendiri,dia menangis kerana dihimpit rasa bersalah yang amat sangat. Sebelum keluar dari pejabatnya, Azim bertafakur sejenak sambil menadah tangan agar hati dan jiwanya mendapat ketenangan yang mutlak. Dia mesti tenang bila berhadapan dengan isterinya. Sebagai lelaki beriman, dia harus kuat untuk menerima segala ketentuan. Sebagai lelaki dan ketua keluarga, dia perlu memberi semangat kepada isterinya kelak.

Setiba Azim di hospital AP medical center,dia terus ke tingkat ICU. Dia cuba mencari susuk tubuh isterinya di dalam bilik berkaca, namun yang kelihatan Dr. Lim bersama rakan sejawatnya beserta beberapa pembantunya. Demi melihat Azim, Dr. Lim segera keluar mendapatkan Azim. “doctor, bagaimana anak saya? Mana isteri saya?” belum sempat Dr. Lim membuka mulut, Azim lebih pantas melontar soalan. “azim, bertenang. Isteri awak pensan tadi. Mungkin terlalu tertekan dan penat. Sementara Farhan, maafkan kami Azim. Mungkin tuhan lebih menyayangi baby kalian. Perlahan Dr. Lim menuturkan kata penuh simpati. “maksud doctor, Farhan tiada lagi?” Azim seolah-olah tidak pasti dengan apa yang didengar tadi. Mengalir jua airmata Azim ke pipinya. “ya Allah, semuanya kerana kecuaianku.” Gumam Azim dalam hatinya. Dr. Lim hanya menggangguk. Taksanggup dia mengulangi kata-katanya. Dia tahu, Azim terlalu kecewa. Dia juga tahu betapa Azim dan isterinya telah lama menunggu kehadiran permata hati. “sabar Azim. Kita hanya boleh berharap sesuatu yang baik, tapi tuhan menentukan segalanya. Oh ya, isteri awak ada di bilik sana.” Dr. Lim cuba menenangkan Azim dengan kata-kata peransang. “Azim, kalau semuanya telah pulih seperti biasa, nanti jangan lupa jumpa saya kat klinik. Ada sedikit perkara yang perlu saya bincang dengan awak berdua.” “terima kasih doctor.” Jawab Azim ringkas.

Azim masuk ke bilik berkaca untuk mendapatkan tubuh kaku Farhan. Sambil mengangkat dan mencium anaknya, “maafkan papa Farhan. Kalaulah masa boleh papa undur, pasti Farhan tak menjadi mangsa virus ini. Semoga Farhan menanti papa dan mama kat sana kelak. Tolong doakan kami sayang.” “bang,” tegur Alia perlahan. Terperanjat Azim. Dia tak sedar bila Alia berada di belakangnya. Segera Azim berpaling kea rah Alia. Direnung wajah sayu isterinya. “maafkan Lia bang, kerana sekali lagi gagal mempertahankan buah cinta kita. Lia tak mampu melawan kehendak Allah bang.” Alia terus mempersalahkan dirinya. Perlahan Azim meletakkan tubuh kaku Farhan, lantas memeluk isterinya sambil mengusap lembut kepala Alia. “Lia tak bersalah. Segalanya datang dari Allah. Abang percaya,semua ini pasti ada hikmahnya Lia. Sekarang ni, Lia harus kuat dan tabah menghadapi ujian mau pun kifarat buat kita berdua. Kita mesti segera selesaikan jenazah Farhan. Kasihan Farhan, tak baik melengah-lengahkan jenazah.” Dalam sedu yang masih berbaki, Alia menggangguk faham.

Semalam,
Jauh perjalanan ku rasakan,
Onak dan duri,
Penuh di jalanan,
Hamper rebah
Aku sendirian,
Mujur Dia
Kuat digenggaman.

(hak cipta Alang Terengganu)

Saturday, July 17, 2010

RASA TIDAKLAGI SE GAH NAMANYA

Assalamualaikum dan salam sejahtera para pembaca budiman. Tulisan ini langsung tidak berniat untuk menjatuhkan individu lain. Tulisan ini Sekadar ingin berkongsi rasa di laman maya ini.

Nasi Lemak Antara Bangsa itulah jenama semula yang diberikan kepada Nasi Lemak Kampung Baru. Kalau dua tahun yang lalu, keenakkannya memang segah namanya. Itulah yang pernah saya rasa dua tahun lalu. Dan itulah juga komen rata-rata orang yang pernah merasainya. Nasinya cukup lemak dan lembut kerana dikukus. Sementara beras yang digunakan juga adalah beras yang berpatutan dengan harga makanan tersebut. Masakan lauk pauknya juga boleh dikatakan (first class) rasanya.

Hari ini atas rasa inginkan kepastian terhadap rungutan ramai, yang mengatakan rasa Nasi Lemak Antara Bangsa tidak lagi seenak dulu, saya bersama keluarga telah ke Ampang Park untuk merasainya. Untuk menikmati dan mendapat keselesaan yang maksimum, saya lebih suka bungkus dibawa pulang.

Ya, setelah saya nikmati, saya juga sependapat dengan orang ramai. Rasa lauknya masih boleh tahan lagi, tapi rasa nasinya jauh sekali. Seolah-olah makan nasi biasa. Danberas yang digunakan juga adalah tidak selayak harga makanan tersebut.

Itulah masalah sebahagian orang kita, bila perniagaan sudah maju dan mampu membuka beberapa cawangan, maka kualiti rasa tidaklagi menjadi keutamaan. Andai dulu kualiti dan keenakan menjadi teras, tapi kini keuntungan telah mengambil alih. Bila terasa pelanggan susut, mula takdir dipersalahkan atau rakan sebelah memotong jalan.

Entahlah, bagi saya dalam apa perniagaan sekali pun, biarlah kepuasan pelanggan diutamakan. Kerana ianya melibatkan sumber rezeki kita yang bakal diberi makan keluarga sendiri dan akan menjadi darah daging sepanjang hayat kita. Punca sumber itulah yang bakal menentukan keutuhan sesebuah keluarga. Bagi saya, Bila mana rasa syukur sering bermain di dalam hati, Inshaallah kepentingan pelanggan tetap didahulukan.

Friday, July 16, 2010

PENGALAMAN ADALAH SEJARAH

Zaman bujang dan tinggal di rumah sewa adalah suatu masa yang tak mungkin terhapus dari kotak memori seseorang. Zaaman itulah banyak pengalaman persedian kea alam berumah tangga dikumpul. Bagiku, Zaman bujang juga adalah proses memperkasa diri menghadapi reality kehidupan setelah keluar dari alam persekolahan.

Ya,masih tercatat kemas di mindaku,betapa seronok dan sedihnya sewaktu melalui zaman bujang dahulu. Almaklumlah saat itu aku baru mendapat kerja dan sebatang kara pula kat KL ni. Tapi alhamdulillah, rakan taulan banyak membantu dalam menempuh permulaan hidup sesudah zaman persekolahan. Kalau nak bertenggek bawah ketiak ibu ayah, alamat tak ke manalah aku. Entah entah, tak kahwin pun aku. Hahaha. Yalah, sebagai wanita normal,nakjuga aku merasa kemanisan dan kepahitan menjadi isteri.

Setelah menamatkan kursus di GTC, iaitu (sebuah pusat latihan,di mana kami “OKU pengelihatan”, lepasansekolah yang tak lepas memasuki pusat pengajian tinggi akan diberi peluang menjalani beberapa kursus persedian sebagai tiket untuk melamar jawatan tertentu), gementar juga hatiku untuk melangkahkan kaki ini ke dunia luas yang tentunya mencabar keimanan. Tapi alhamdulillah berkat sokongan kawan-kawan terlangkah juga kakiku akhirnya. Ya, teman rapatku D dan S telah banyak membantu pada langkahan pertamaku. Terima kasih D dan S kerana kalian sanggup bersusah payah untuk diriku, sedang kalian sendiri tika itu sepertiku baru saja keluar dari GTC. Terima kasih juga kerana kalian tak langsung mengambil kesempatan ke atas sikapku yang mengada-ngada terlebih sikit waktu itu.

Temanku D lah kesana sini mencarikan kawan perempuan yang boleh menumpangkan aku. Almaklumlah semasa dalam GTC, aku tak banyak bergaul dengan orang luar. Aku lebih suka terperap dalam bilik. Itulah ruginya menjadi orang sepertiku, kan dah rugikan diri sendiri. Atas usha D, Aku pernah menumpang di rumah kak Lin selama seminggu. Terima kasih kak Lin dan abang Kamal kerana telah mengizinkan aku tinggal dengan kalian. Mudah-mudahan Allah merahmati hidup kalian sekeluarga.

Alhamdulillah dengan takdir Allah, aku diketemukan dengan kakI. Dia adalah teman sekolahku juga. Dengan ehsan kak I, beliau telah membawaku tinggal bersamanya di rumah kawan beliau. Terus terang ku katakan, bahwa saat itu aku tak langsung pandai masak. Dan sikapku waktu itu masih lagi manja dan mengada-ngada seperti anak-anak. Setiap hari pulang kerja,kak I lah yang membelikan makanan untukku. Terima kasih atas budimu menjaga dan membantuku seadanya. Budimu pasti mendapat balasan dari Dia Yang Maha Agung.

Beberapa bulan kemudian, aku dan kak I memulakan rumah sewa sendiri. D masih lagi membantuku. Demi memudahkan hidupku, D Sanggup mengorbankan sedikit wang sakunya untuk membelikan aku rice-cooker. Sekali lagi terima kasih D. sehingga ke saat ini rice-cooker pemberianmu masih berjasa padaku. Dari bulan ke bulan, aku mula dewasa dalam mengharungi hidup. Lama kelamaan, ramailah kawan-kawan sekolah aku dan kak I tinggal bersama.

Terjadi satu peristiwa antara aku dan kawanku Zun yang bagiku melucukan, tapi mungkin tidak bagi Zun. Sepertiku dulu, Zun saat itu baru saja keluar dari GTC dan bekerja di SBM. Maka aku setiap hari, pulang dari kerja, akan pergi ke SBM untuk mengambil Zun. Entah macam mana, pada suatu hari, sedang aku dan Zun rancak berbual sambil berjalan, tiba-tiba ‘buuuushhh’ “alamak Zun jatuh longkang” kataku perlahan. Saat itu juga beberapa orang awam yang berdekatan datang membantu mengeluarkan Zun dari dalam longkang. Kesian Zun, boleh tahan juga dalamnya longkang tu. Melepasi kepala Zun yangtingginya 5 kaki lebih. Setelah Zun dikeluarkan, dan telah aku pastikan dia tidak mengalami sebarang kecederaan, aku pun lepaskan tawa kecilku yang sedari tadi aku tahan. “sorry Zun, aku tak sengaja. Aku taksempat nak bagi tahu ada longkang.” Kataku masih dalam gelak. Seperti biasa Zun dengan watak agak kasarmya tu, marahiku dan menyuruh aku membawanya berlari untuk cepat sampai kerumah sewa kami. Maafkan aku kawan, aku benar-benar tak sengaja.

Begitulah zaman bujangku yang telah aku tinggalkan berbelas tahun yang lalu. Berbagai lagi kesah suka duka yang pernah ku lalui bersama teman-teman serumah. Kalau nak diceritakan di sini, pasti tak akan ada noktahnya.

Tuesday, July 13, 2010

ISTIMEWA BUATMU ---

11th July

Hari ini adalah hari istimewa buatmu.

Terima kasih suamiku kerana telah menaungiku dengan penuh kasih sayang. Pengorbananmu untuk mencari rezeki dan telah menunaikan tanggungjawabmu dengan penuh kesabaran akan ku hargai disepanjang hidupku. Ishaallah.

Aku bersyukur kehadrat ilahi kerana telah memberiku seorang lelaki yang sempurna bagi diriku yang kerdil ini.. sungguh bertuah diri ini ya Allah..

Ya Rabul Alamin, moga kau pelihara hubungan kami hingga ke sana.

13 tahun bersama bukanlah satu jangkamasa yang singkat, terlalu banyak onak dan duri kita tempuh, namun kau masih mampu mempertahankan sifat tokoh sebagai seorang lelaki yang baik..

Sekali lagi terima kasih suamiku..

Happy birthday bang, semoga Allah terus memelihara kesihatan dan memberi seribu rahmat buat kita sekeluarga. Inshaallah.

Saturday, July 3, 2010

92

Sembilan puluh dua,
Tercatat seribu cerita,
Cerita duka
Seorang putri remaja.

Di taman hatinya,
Mekar bunga bunga cinta,
Di kolam jiwanya,
Melimpah kasih sayang,
Di kedua tangannya,
Tergemgam kemas
Segulung harapan.

Tatkala kaki
Memcecah kemuncak
Gunung harapan
berderai menjadi debu,

layu puteri,
rebah di jalanan,
tanpa rela,
gugur manik jernih.

Musim berganti,
Bangkit puteri,
Menyusun langkah,
Demi sebuah
Menara kehidupan.