Durian yang diumumkan runtuh oleh pemerintah, belum pun cecah durinya ke jejari peneroka, namun ada diantara anak-anak yang timbul hanya bermusim telah menghubungi ibu ayah di kampung bertanyakan hak mereka.
Sedang hak mereka ke atas kebajikan ibu ayah, arahan pemerintah agung di atas sana, belum tertunai, tapi hak yang diumumkan oleh sesama insan yang Cuma ingin mengambil hati itulah mahu segera ditagih. apakah layak kita menagih hak yang sebaenarnya bukan hak mutlak kita?
Dalam masa dua tiga hari ni, sibuklah ibu ayah menjadi operator telefon melayan panggilan anak-anak baertanya khabar merangkap durian gugur.
Apa salahnya, kalau durian penambat hati generasi kedua tu diberi saja kepada ibu ayah yang selama ini membanting tulang. Kita sebagai anak-anak, masih muda, perahlah peluh sendiri untuk mendapatkan durian yang mungkin lebih besar nilainya dan mulia cara mendapatkannya disisi DIA YANG MAHA PENCIPTA.
No comments:
Post a Comment
Komen anda sesungguhnya inspirasi buat saya. Terima kasih daun keladi, sudi-sudikanlah jenguk ke sini.